EKONOMI MONETER
EK0NOMI MONETER
A.
Strategis Kebijakan Moneter
Kerangka strategis
kebijakan moneter pada dasarnya terkait dengan penetapan tujuan akhir kebijakan
moneter dan strategi untuk mencapainya.
Permasalahan yang sering terjadi adalah bahwa sasaran akhir yang ingin
dicapai dari suatu kebijakan moneter sangat banyak dan belum tentu semua dapat
dicapai secara bersamaan dan bahkan bisa saling kontradiktif. Misalnya, upaya
untuk mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja
pada umumnya dapat mendorong peningkatan harga sehingga pencapaian stabilitas
ekonomi makro tidak optimal. Menyadari hal ini, beberapa negara secara bertahap
telah bergeser menerapkan kebijakan moneter yang lebih memfokuskan pada sasaran
tunggal.
Secara prinsip
terdapat beberapa strategi dalam mencapai tujuan kebijakan moneter.
Masing-masing strategi memiliki karakteristik sesuai dengan indikator tertentu
yang digunakan sebagai nominal anchor ”jangkar nominal” atau ”sasaran antara”
dalam mencapai tujuan akhir. Beberapa strategi kebijakan moneter tersebut, antara
lain:
1.
Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)
Strategi kebijakan moneter dengan
penargetan nilai tukar mendasarkan pada keyakinan bahwa nilai tukarlah yang
paling dominan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran akhir kebijakan moneter.
Pada umumnya, strategi ini ditempuh oleh negara-negara yang perekonomiannya
relatif kecil tetapi sangat terbuka seperti Singapura dan Belanda.
Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga
alternatif yang dapat ditempuh:
- dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga komoditas tertentu yang diakui secara internasional
- dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-negara besar yang mempunyai laju inflasi yang rendah
- dengan menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara tertentu ketika perubahan nilai mata uang diperkenankan sejalan dengan perbedaan laju inflasi diantara kedua negara.
Kelebihan dari strategi penargetan nilai
tukar adalah:
- dapat meredam laju inflasi yang berasal dari perubahan harga barang-barang impor
- dapat mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi
- dapat memberikan kaidah baku (rules) dan dapat mendisiplinkan pelaksanaan kebijakan moneter
- penargetan nilai tukar bersifat cukup sederhana dan jelas sehingga mudah dipahami oleh masyarakat
Sedangkan kelemahan dari strategi
penargetan nilai tukar adalah:
- Penargetan nilai tukar dalam kondisi perekonomian suatu negara sangat terbuka dan mobilitas dana luar negeri sangat tinggi akan menghilangkan independensi kebijakan moneter domestik dari pengaruh luar negeri
- Dapat menyebabkan setiap gejolak struktural yang terjadi di negara lain akan berdampak secara langsung pada stabilitas perekonomian domestik
- Rentan terhadap tindakan spekulasi dalam pemegangan mata uang domestik
2. Penargetan Besaran Moneter (Monetary Targeting)
Penargetan besaran moneter dilakukan
dengan menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran antara, serta
kredit. Kelebihan utama dari penargetan besaran moneter adalah dimungkinkannya
kebijakan moneter yang independen sehingga bank sentral dapat memfokuskan
pencapaian tujuan yang ditetapkan.
3. Penargetan Inflasi (Inflation Targeting)
Penargetan
inflasi dilakukan dengan mengumumkan kepada public mengenai target inflasi
jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai stabilitas harga sebagai
tujuan jangka panjang dari kebijakan moneter. Dengan menargetkan inflasi
sebagai jangkar nominal, bank sentral dapat menjadi lebih kredibel dan lebih
fokus didalam mencapai kestabilan harga sebagai tujuan akhir.
4. Strategi Kebijakan Moneter tanpa jangkar
yang tegas (implicit but not explicit
anchor)
Dalam rangka mencapai kinerja perekonomian yang memuaskan ,
beberapa Negara lebih memilih strategi kebijakan moneter tanpa mengungkapkan
penargetan secara tegas. Akan tetapi, bank sentral tetap memberikan perhatian
dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir kebiajakn moneter.
B.
Mekanisme
Transmisi Kebijakan Moneter
Kerangka strategis
kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral banyak dipengaruhi oleh keakinan
bank sentral yangb bersangkutan terhadap suatu proses tertentu mengenai
bagaimana kebijakan moneter berpengaruh terhadap perekonomian. Proses ini
dikenal dengan mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Ada beberapa jalur
moneter yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, diantaranya:
1.
Jalur suku bunga
Mekanisme transmisi
melalui jalur suku bunga menekankan bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi
permintaan agregat melaui perubahan suku bunga. Pengaruh perubahan suku bunga
jangka pendek ditransmisikan pada suku bunga jangka menengah-panjang melalui
mekanisme penyeimbangan sisi permintaan dan penawaran di pasar uang.
Perkembangan suku bunga tersebut akan mempengaruhi cost of capital (biaya
modal) yang pada gilirannya akan mempengaruhi pengeluaran investasi dan
konsumsi yang merupakan komponen dari permintaan agregat.
Gambar
9.2
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui
Jalur Suku Bunga
2.
Jalur nilai tukar
Mekanisme
transmisi melalui jalur nialai tukar menekankan bahwa pergerakan nilai tukar
dapat mempengaruhi perkembangan penawaran dan permintaan agregat, dan
selanjutnya output dan harga.
Gambar 9.3
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui
Jalur Nilai Tukar
3.
Jalur harga aset
Mekanisme
transmisi melalui jalur harga aset menekankan bahwa kebijakan moneter
berpengaruh pada perubahan harga aset dan kekayaan masyarakat yang selanjutnya
mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi. Apabila bank sentral melakukan
kebijakan moneter kontraktif, maka hal tersebut akan mendorong peningkatan suku
bunga, dan pada gilirannya akan menkan harga pasar aset perusahaan. Penurunan harga aset dapat berakibat pada
dua hal. Pertama, mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan ekspansi.
Kedua, menurunkan nilai kekayaan dan pendapatan, yang pada gilirannya
mengurangi pengeluaran konsumsi. Secara keseluruhan kedua hal tersebut
berdampak pada penurunan pengeluaran agregat.
Gambar 9.4
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui
Jalur Harga Aset
4.
Jalur kredit
Mekanisme
transmisi melalui jalur kredit menekankan bahwa pengaruh kebijakan moneter
terhadap output dan harga terjadi melalui kredit perbankan. Transmisinya
dibedakan menjadi dua jalur. Pertama, bank lending channel (jalur pinjaman
bank) yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kredit karena kondisi
keuangan bank , khususnya sisi aset. Kedua, firm balance sheet channel (jalur
neraca perusahaan) yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kondisi
keuangan perusahaan seperti cash flow (arus kas) dan leverage (rasio utang
terhadap modal) dan selanjutnya mempengaruhi akses perusahaan untuk mendapatkan
kredit.
Menurut jalur
pinjaman bank, selain sisi aset, sisi liabilitas bank juga penting dalam mekanisme
transmisi kebijakan moneter. Apabila bank sentral melaksanakan kebijakan
moneter kontraktif, maka melalui rasio giro wajib minimum di bank sentral,
cadangan yang ada di bank akan mengalami penurunan sehingga dana yang dapat
dipinjamkan (loanable fund) oleh bank akan mengalami penurunan. Apabila hal
tersebut tidak diatasi dengan melakukan penambahan dana/pengurangan surat-surat
berharga, maka kemampuan bank untuk memberikan pinjaman akan menurun. Kondisi
ini menyebabkan investasi dan selanjutnya mendorong penurunan output.
Sedangkan jalur
neraca perusahaan menekankan bahwa kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank
sentral akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Apabila bank sentral
melakukan kebijakan moneter yang ekspansif, maka suku bunga di pasar akan
turun, dan mendorong harga saham meningkat dengan demikian nilai pasar dari
modal perusahaan akan meningkat dan rasio leverage perusahaan akan menurun
sehingga dapat memperbaiki tingkat kelayakan permohonan kredit yang diajukan
perusahaan kepada bank. Kondisi ini mendorong pemberian kredit oleh bank,
selanjutnya meningkatkan investasi dan pada akhirnya meningkatkan output.
Gambar 9.5
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui
Jalur Kredit
5.
Jalur ekspektasi
Mekanisme transmisi melalui jalur
ekspektasi menekankan bahwa kebijakan moneter dapat diarahkan untuk
mempengaruhi pembentukan ekspektasi mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi.
Kondisi tersebut mempengaruhi perilaku agen-agen ekonomi dalam melakukan
keputusan konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya akan mendorong perubahan
permintaan dan inflasi.
Gambar 9.6
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui
Jalur Ekspektasi
Komentar
Posting Komentar