Pemikiran Kaum Skolastik
Dipresentasikan pada Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi
Semester 2





Oleh :
Nama : Aztri Junia Yulianita

Nim : 15 200 877

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Dosen : Rahamat Tk Sulaiman, S.Sos, S.SosI, MM


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NASIONAL PADANG PARIAMAN
2015/2016


KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan hidayahnya saya telah berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul pemikiran kaum skolastik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah sejarah pemikiran ekonomi.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dari Penulisan Makalah yang saya buat, maka dari itu kritik dan saran saya butuhkan untuk memperbaiki makalah yang saya buat sehingga menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi saya dan pembaca.






Sungai Geringging, 10 Maret 2015




Penulis





DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR .................................................................................i

DAFTAR ISI   ................................................................................ii

BAB I. Pendahuluan
  1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
  2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
  3. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II. Pembahasan

  1. Tokoh-tokoh pemikir kaum skolastik ........................................................................ 3
  2. Peran filsafat skolastik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sains .............. 4
  3. Perkembangan masa skolastik Islam .........................................................................13
  4. Perkembangan masa skolastik kristen .......................................................................14
  5. Masa peralihan .......................................................................................................... 19
BAB III. Penutup

  1. Kesimpulan ............................................................................................................iii
  2. Saran ......................................................................................................................iii

Daftar Pustaka  .......................................................................................................iv

ii
PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang Masalah
Filsafat pada abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zamanyang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut Skolastik.
Sebutan skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahandiusahakan boleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah itu. Semula Skolastik timbul di biara-biara tertua di GalliaSelatan. Daribiara-biara di Gallia selatan itu pengaruh Skolastik keluar sampai di Irlandia, di Nederlanddan di Jerman. Kemudian Skolastik timbul di sekolah-sekolah kapittel, yaitu sekolah-sekolah yang dikaitkan dengan gereja. Setelah abad pertengahan berakhir baru muncullah abad yang kemudian dinamakan abad peralihan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Tokoh-tokoh pemikir kaum skolastik
  2. Peran filsafat skolastik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sains
  3. Perkembangan masa skolastik kristen
  4. Masa peralihan


1
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Mengetahui tokoh-tokoh pemikir kaum skolastik
2. Memahami peran filsafat skolastik
3. Mengetahui perkembangan masa skolastik kristen













2
BAB I
PEMBAHASAN

  1. Tokoh Tokoh Pemikir Kaum Skolastik 

Pada era skolastik peran serta pengaruh gereja sangat kuat dala pemikiran ekonomi tokoh-tokohnya.  Gereja mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bahasa yang sama yaitu Latin untuk seluruh siswa yang belajar di gereja walaupun berasal dari negara-negara yang berbeda-beda.  Begitu mengakarnya pengaruh gereja, bahkan Schumpeter menyebutkan “Their Country was Christendom, their state the Church” .
Setelah meninggalnya Raja Romawi pada akhir Abad ke 5, periode panjang sekuler menjadi menurun dan muncul ajaran Islam (700 M -1200 M), ajaran Islam memimpin dalam kekuatan, organisasi, pemerintahan, perbaikan social dan kualitas hidup, dalam literatur, ilmu pengetahuan. pengobatan dan filsafat dengan menyajikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada era Yunani Kuno.
Sementara itu didunia Barat mengalami masa yang disebut ‘Dark Ages‘, Pengaruh Islam merambah dunia termasuk para pemikir Islam, kontribusi penting dari pengaruh Islam adalah membawa kembali pemikiran-pemikiran Aristoteles pada dunia Barat.  Setelah 1085, kota Toledo di Spanyol diambil alih dari bangsa Moors, dimulai era kebangkitan era skolastik oleh pendeta dan filosof gereja abad pertengahan selama sekitar 400 tahun berikutnya.
Masalah etika dan keadilan merupakan ciri utama pemikiran ekonomi aliran skolastik. Hal ini disebabkan oleh dominannya pengaruh ajaran gereja selama abad 17 sampai abad 19. Pandangan gereja tentang perdagangan adalah kepentingan ekonomi merupakan subordinate dari pengorbanan dan perilaku ekonomi merupakan salah satu aspek pribadi yang terikat dengan aturan-aturan moralitas. Pemikiran aliran Skolastik yang populer adalah tentang  “harga yang adil dan pantas” atau “just price”, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan suatu komoditi.



3
Hirarki sosial pada masa ini bertipe hampir datar (platonic) yaitu golongan the peasantry (pekerja) , the military (prajurit) dan the clergy (pendeta), golongan terakhir ini menekankan pentingnya pengetahuan dan inilah yang menjadi rujukan dalam ajaran skholastik. 
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Pada zaman pertengahan, ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan disbanding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi lemah. Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi adalah sub-ordinat dari pengorbanan, serta perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang terikat dengan aturan-aturan moralitas. Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan mempertanyakan sesuatu, kemudian melakukan interptretasi, melakukan proses deduktif dan logika dari pengalaman manusia dengan didasari kejujuran dan kewenangan. 
Orang di jaman itu menganggap kekayaan materi perlu sebab tanpa materi tidak bias menghidupi diri sendiri, apalagi menolong orang lain. Bagaimanapun juga, motif ekonomi sangat dikecam, digambarkan dengan kalimat “the merchant can scarely or never be pleased to God”. Tokoh-tokoh yang dari aliran ini antara lain Peter Abaelardus,  St. Albertus Magnus, St. Thomas Aquinas, William Ockham, dan Nicolas Cusasus.

  1. Peran filsafat skolastik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sains

Pada saat itu, pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dikenal dengan "The Scholastics", sehingga periode ini disebut dengan masa skolastik. Para  filosof  aliran skolastik menerima doktrin gereja sebagai dasar pandangan filosofisnya. Mereka berupaya memberikan pembenaran apa yang telahditerima dari gereja secara rasional.
Diantara filosof skolastik yang terkenal adalah Augustinus (354-430). Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan.Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segalasesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak ada (creatio ex nihilo). 

4
Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.Menghadapi abad XII, Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori olehPeter Abelardus (1079-1142). Ia menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktumAugustinus-Anselmuscredo ut intelligamdan merumuskan  pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yanglebih tinggi kepada penalaran dari pada iman.
Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274). Ia mendapat gelar "The Angelic Doctor", karena banyak pikirannya, terutama dalam"Summa Theologia" menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal.  Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil -dalil agama dan mengabdi kepadaTuhan.

a.    Peter Abaelardus (1079-1180)

Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal. Abaelardus berpendapat bahwa berpikir itu berada di luar iman(di luar kepercayaan). Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri.

b.    Albertus Magnus (1206-1280)
Albertus Magnus adalah seorang filsuf Jerman yang berpendapat bahwa harga suatu barang seharusnya sama dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut. Pendapat itu dikenal dengan istilah “harga yang adil dan pantas. Dengan berpatokan pada harga yang adil dan pantas, unsure etika harus disertakan dalam aktivitas tukar menukar barang. Kalau seeorang menetapkan harga jauh melebihi biaya-biaya dan pengorbanan tenaga yang dibutuhkan untuk enciptakan barang tersebut, berarti dia telah melanggar etika dan tidak pantas dihormati.

5
c.    Thomas Aquinas (1225-1274)
Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen." Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo. Selain itu juga merupakan merupakan pengikut Albertus Magnus yang juga seorang teolog dan filsuf dari Italia.selain sebagai pengikut Albertus Magnus, pandangan Tomhas Aquinas banyak dipengaruhi oleh pandangan Aristoteles serta ajaran Injil.
Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja dengan menjual sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa yang dilontarkan oleh Aristoteles yang mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah keuntungan dari sesuatu yang dilakukan tanpa usaha an biaya.
Pandangan Thomas Aquinas ini sudah tidak berlaku lagi sekarang. Dengan meminjamkan uang kepada orang lain, si pemilik uang tidak akan mendapat manfaat saat ini dari uang yang dimilikinya. Jika seseorang meminjamkan uangnya kepada orang lain dan kemudian orang itu memanfaatkan uang tersebut untuk kegiatan usaha yang menguntungkan, maka sudah wajar jika si pemberi pinjaman diberi kompensasi atas kesempatan untuk mendapat untung (oppotunity cost) yang telah diberikan kepada sipeminjam, disamping kemungkinan bahwa si peminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Melihat adanya kebenaran dalam pendapat Thomas Aquinas tersebut, maka pendapat itu selanjutnya dikembangkan dan disempurnakan sehingga menjadi  suatu pembenaran dalam penetapan beban bunga atas transaksi pinjam meminjam uang.Kehidupan Thomas Aquinas Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab.


6
Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.

d.    William Ockham (1285-1349 M)
Ia merupakan ahli pikir inggris yang beraliran skolastik. Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat instuisi, bukan lewat logika. Disamping itu, ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis.

e.    Nicolas Cusasus
Ia merupakan tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, instuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dengan instuisi kita dapat mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan instuisi inilah kita akan dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan.
Tokoh lain dalam aliran ini adalah Johanes Scotus Eriugena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-1109), , Ibn Sina (980-1037) orang Arab dengan nama latin Avicenna, Ibn Rushd (1126-1198) juga orang Arab dengan nama latin Averroes,Moses Maimodes (1135-1204) orang Yahudi, Bonaventura (1221-1274).






7
  • Thomas Aquinas
Thomas Aquinas (1225-1274) adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa Theologiae (1273). Buku ini merupakan sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen . Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII. Thomas Aquinas juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino).  Aquinas dilahirkan di Roccasecca dekat Napoli, Italia dalam keluarga bangsawan Aquino. Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari Aquino dan ibunya bernama Countess Teodora Carracciolo. Kedua orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino agar dibina untuk menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples.
Di sana ia belajar mengenai kesenian dan filsafat (1239-1244).Selama di sana, ia mulai tertarik pada pekerjaan kerasulan gereja, dan berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya.Namun, karena tekadnya pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya.Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 - 1252.  Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris.Thomas ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto, Roma, dan Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya.Pada tahun 1269, Thomas dipanggil kembali ke Paris untuk tiga tahun karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah .


8
1.    Ajaran Thomas Aquinas

·         Manusia dan dunia
Dunia dan hidup manusia menurut Thomas terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati).
·         Sakramen
Mengenai sakramen, ia berpendapat bahwa terdapat tujuh sakramen yang diperintahkan oleh Kristus, dan sakramen yang terpenting adalah Ekaristi (sacramentum sacramentorum). Rahmat adikodrati itu disalurkan kepada orang percaya lewat sakramen. Dengan menerima sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada Allah. Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah.
Gereja dipandangnya sebagai lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah satu-satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja. Karya teologis Thomas yang sangat terkenal adalah "Summa Contra Gentiles" dan "Summa Theologia".  Salah satu filsuf Kristen yang mengkritik pemikiran Thomas Aquinas adalah Gordon H. Clark. Bukunya "God's Hammer" halaman 67 sampai 71 berisi kritikan beliau terhadap Thomas. Terjemahan bebas saya
Dalam sejarah pemikiran Kristen, antithesis antara iman dan akal budi (reason) telah didekati dengan berbagai metode. Perdebatan antara sesama Kristen dan antara Kristen dengan kaum sekuler kadang-kadang mengakibatkan kebingungan karena istilah yang dipakai tidak selalu didefinisikan dengan jelas. Bukan hanya Agustinus dan Kant memiliki pandangan yang berbeda tentang natur iman, namun istilah akal budi (reason) sendiri mengandung arti yang bermacam-macam.


9
Setelah memberikan gambaran singkat tentang latar belakang historis, penulis berharap menghindari kebingungan seperti itu dengan mengemukakan definisi akal budi (reason) yang mungkin membantu pembelaan terhadap wahyu sebagai sesuatu yang rasional .
Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen." Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo. Selain itu juga merupakan merupakan pengikut Albertus Magnus yang juga seorang teolog dan filsuf dari Italia.selain sebagai pengikut Albertus Magnus, pandangan Tomhas Aquinas banyak dipengaruhi oleh pandangan Aristoteles serta ajaran Injil.
Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja dengan menjual sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa yang dilontarkan oleh Aristoteles yang mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah keuntungan dari sesuatu yang dilakukan tanpa usaha an biaya.
Pandangan Thomas Aquinas ini sudah tidak berlaku lagi sekarang. Dengan meminjamkan uang kepada orang lain, si pemilik uang tidak akan mendapat manfaat saat ini dari uang yang dimilikinya. Jika seseorang meminjamkan uangnya kepada orang lain dan kemudian orang itu memanfaatkan uang tersebut untuk kegiatan usaha yang menguntungkan, maka sudah wajar jika si pemberi pinjaman diberi kompensasi atas kesempatan untuk mendapat untung (oppotunity cost) yang telah diberikan kepada sipeminjam, disamping kemungkinan bahwa si peminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Melihat adanya kebenaran dalam pendapat Thomas Aquinas tersebut, maka pendapat itu selanjutnya dikembangkan dan disempurnakan sehingga menjadi  suatu pembenaran dalam penetapan beban bunga atas transaksi pinjam meminjam uang.
Kehidupan Thomas Aquinas Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu.

10
Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Kontribusi utamanya adalah pada ajaran Aristoteles tentang teori nilai, yaitu double measure of goods (value in use versus value in exchange) dan selanjutnya adalah kontribusi bahwa kebutuhan (need/indigentia)  menjadi pengatur dalam nilai. Pemikiran tentang “Just Price” dan keadilan yang berlaku dalam pertukaran barang dan jasa dan tidak setuju dengan bunga uang dengan alasannya karena uang pada hakekatnya hanya sebagai alat tukar.
Beberapa kontribusi pemikiran Thomas Aquinas :
·         Konsep need/indigentia secara perlahan menjadi secara perlahan diperluas menjadi konsep utilitas dan permintaan efektif, distribusi pendapatan dan keadilan.
·         Moralitas dalam aktivitas ekonomi  menjadi hal yang sangat penting dan tentang bunga uang dalam dapat menimbulkan  kesenjangan ekonomi masyarakat. 

Kekurangan dalam pemikiran Thomas Aquinas antara lain :
·         Aquinas tidak menjelaskan secara detail hubungan antara kebutuhan (need) dengan harga (price).
·         Penjelasan tentang mekanisme pasar tidak dijabarkan hanya menekankan pada “Just price” tidak pada “market price”.
·         Untuk masa kini dimana penjual dan pembeli sangat banyak, persaingan yang muncul akan sangat ketat sehingga penetapan harga akan melalui mekanisme persainagan ketat, tidak seperti jaman pertengahan. 


11
  • Albertus Mangus
Albertus Magnus (119315 November1280), juga dikenal sebagai Santo Albertus Agung dan Albert dari Koln adalah seorang biarawan Ordo Dominikan yang menjadi terkenal karena pengetahuan universalnya dan advokasi keberadaan damai antara ilmiah dan agama. Dia dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman terbesar dan teolog dari Zaman Pertengahan. Dia merupakan pelajar pertama dari Zaman Pertengahan yang menggunakan filosofi Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen pada masa itu. Katolik menghormatinya sebagai Doktor Gereja, satu di antara 33 orang dengan gelar tersebut.
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta masalah-masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebutdipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Tokoh-tokoh yang menonjol dari aliran ini adalah St. Albertus Magnus dan St. Thomas Aquinas.
Pemikrannya yang paling penting adalah tentang : Labor and Expenses Salah satu pandangannya yang terkenal adalah mengenai harga yang adil dan pantas (just price), yakni harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga kerja yang dikorbankan dalam menproduksi suatu komoditi  sehingga harus ada keterkaitan antara harga dengan masalah etika.
Pemikiran yang dikontribusikan pada ilmu ekonomi adalah
·         Etika dan keadilan sangat menentukan dalam kegiatan ekonomi.
·         Pemikiran untuk penetapan harga yang adil yang sesuai guna menghindari praktek-praktek yang tidak sesuai dalam ekonomi. Dan dapat menghindarkan ketimpangan sosial.
Beberapa hal yang belum terpikirkan oleh Albertus Magnus, adalah :
·         Apabila hanya mempertimbangkan “just price” akan terjebak pada munculnya resiko transaksi yang lain seperti resiko modal, resiko investasi, serta resiko lainnya.
·         Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja seharusnya adalah unsur biaya, bukan laba.
·         Pencapaian hasil kerja elalui keuntungan tidak dapat dioptimalkan karena dibatasi oleh pemikiran unsur etika yang terlalu kaku.


12
St. Albertus Magnus adalah seorang filsuf Jerman yang berpendapat bahwa harga suatu barang seharusnya sama dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut. Pendapat itu dikenal dengan istilah “harga yang adil dan pantas”.
Dengan berpatokan pada harga yang adil dan pantas, unsure etika harus disertakan dalam aktivitas tukar menukar barang. Kalau seeorang menetapkan harga jauh melebihi biaya-biaya dan pengorbanan tenaga yang dibutuhkan untuk enciptakan barang tersebut, berarti dia telah melanggar etika dan tidak pantas dihormati
  1. PERKEMBANGAN MASA/FILSAFAT SKOLASTIK ISLAM
Dikalangan masyarakat Islam istilah Skolastik Islam jarang dipakai, yang paling masyhur yaitu ilmu kalam atau filsafat islam. Antara kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan.
Dalam perkembangan filsafat islam, dikenal dua periode yaitu: pperiode mutakallim(700-900) dan periode filsafat islam(850-1200). Dimana para ahli pikir islam (Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd) sangat berperan, bukan hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi mereka memberikan sumbangan yang besar bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan.
    1. Al-Kindi
Abu Yusuf Yakub Ibn Ishak Ibn Ahabah Ibn Umron Ibn Ismail Ibn Muhammad Ibn Al Ibn Qais Al-Kindi atau lebih dikenal Al-Kindi. Disamping sebagai ahli dalam ilmu kedokteran, filsafat, matematika, logika, pengubahan lagu, geometri, aritmatika, fisiologi dan astronomi. Ia adalah orang pertama yang memasukkan filsafat sebagai salah satu ilmu keislaman, setelah ia menyesuaikan dengan Islam.
Ajaran pokok filsafatnya :
  1. Tentang pengetahuan
  2. Soal kenabian
  3. Tentang filsafat


13
    1. Al-Farabi (870-950)
Nama lengkapnya Abu Nasher Muhammad Ibn Muhammad Ibn Anzalq Ibn Turchan al-farabi. Dilahirkan di Farab Turkistan. Ia digelari sebagai Al-Muallimuts tsani (guru kedua) dalam ilmu filsafat sesudah Aristoteles, yang gianggap sebagai guru pertama.
C.    PERKEMBANGAN MASA/FILSAFAT SKOLASTIK KRISTEN
a.   Masa Awal Skolastik
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 – 814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan.Pada mulanya skolastik ini timbul pertama  kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh kejerman dan belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.
Sutardjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa sehingga bangsaJerman pindah melewati perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik sudah  mengalami kemerosotan.



14
Walaupun demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja.
Karena situasi yang ricuh, tidak banyak pemikiran filsafati yang patut ditampilkanpada masa ini. Namun, ada beberapa tokoh dan situasi penting yang harus diperhatikan dalam memahami filsafat masa ini.
1.     Augustinus (354-430)
Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti adayang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama.Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dariyang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa,dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.
2.     Boethius (480-524 M)
Dalam usianya yang ke 44 tahun, mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menterjemahkan logika Aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis beberapa traktat logika Aristoteles. Ia adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan.
3.     Kaisar Karel Agung
Ia memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya terdiri dari tiga jenis yaitu pendidikan yang digabungkan dengan biara, pendidikan yang ditanggung keuskupan, dan pendidikanyang dibangun raja atau kerabat kerajaan.


15
4.     Santo Anselmus (1033-1109)
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
5.     Peter Abaelardus (1079-1142)11
Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori oleh Peter Abelardus. Ia menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktum Augustinus-Anselmus credo ut intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yang lebih tinggi kepada penalaran dari pada iman.
b.     Masa Keemasan Skolastik
Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristianai. Tetapi sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik yangberlangus dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa berbunga karena bersamaandengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan. Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik antara lain:
1. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang ada diSpanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles, yang semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.

16
2. Timbulnya universitas-universitas. Didirikannya Universitas Almamater di Paris yang
merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Dan universitas inilah yang menjadi awal (embrio) berdirinya universitas di Paris, Oxford, Mont Pellier, Cambridge danlainnya. Pada abad pertengahan, umumnya universitas terdiri atas empat fakultas,yaitu kedokteran, hukum, sastra (fakultas Atrium), dan teologi.
3. Timbulnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan (didirikan 1209 M.) dan ordo Dominikan (didirikan 1215 M.)15. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untukmemberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti; Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham8.
Tokoh-tokoh yang ada pada masa keemasan Skolastik ini diantaranya:
  1. Albertus Magnus (1203-1280 M.)
Ia lahir dengan nama Albertus Von Bollstadt yang juga dikenal sebgai doktor universitas dan dokto magnus, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great) Ia mempunyaikepandaian luar biasa. Di universitasPadua ia belajar artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan kepandaian luar biasa. Di universitasPadua ia belajar artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi. Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pmikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.


17
  1. Thomas Aquinas (1225-1274 M.)
Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274 M.). Lahir di Roccasecca, Italia 1225 M dari kedua orang tua bangsawan. Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya, terutama dalam “SummaTheologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal ataufilsafat harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil-dalil agama dan mengabdi kepadaTuhan. Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah muridAlbertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas mengajarkan Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse subsistens).Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas.



18
c.     Masa Skolastik Akhir (1300-1450 M.)
Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya.  Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholasti. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349)Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.
  1. MASA PERALIHAN
setelah abad pertengahan berakhir sampilah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
19
1.   Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar keseluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
2.   Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengejaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani dan Romawi. Diantara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
3.   Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa barat pada abad ke-16. Refolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther.
Abad pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya baru pemikiran filsafat, yang ditandai dengan gerakan Renaisance yang kembali melahirkan budaya berfikir ilmiah. Renaisance ini lah yang menjadi cikal-bakal bagi munculnya pemikiran filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern dengan budaya berpikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, juga memberikan karakteristik negatif berupa menurunya kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh masyarakat anti agama.

20
Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad modern adalah terbuktinya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan Keppler. Hal ini semakin menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan doktrin mati, bahwa bumi itu pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat dibuktikan bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya. Perubahan yang sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan modern adalah, para filsuf dan ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas mengungkapkan argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja, sehingga filsafat dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan dimasa modern merupakan teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik, efaluasi, verifikasi, modifikasi ataupun falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma yang kaku dan tidak dapat diubah sebagaimana yang diajarkan pada abad pertengahan oleh gereja.
Era modern ditandai dengan munculnya ilmu – ilmu praktis, dengan ditemukannya alat-alat produksi berbasis mesin, juga listrik dan mesin uap. Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif  hampir lumpuh dan tergantikan oleh ilmu-ilmu praktis yang manfaatannya dapat dirasakan secara langsung oleh manusia. Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan logistik akan perang yang berlangsung pada waktu itu.
Sisi filosofis dan moralitas berubah drastis pada masa modern. Masyarakat dogmatis dengan ciri filsafat skolastik telah berganti menjadi masyarakat yang indifidualis dan rasional, yang lebih menekankan pada prinsip dan nilai-nilai kedisiplinan, intelektualitas, moral, dan politik konseptual. Akibatnya, karya-karya manusia modern semakin menakjubkan, terutama dibidang seni, sastra dan teknologi. Lahirnya zaman modern tidak bisa lepas dari kontribusi filsuf-filsuf seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant, Berkeley, dan Hegel. Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran tersendiri dalam memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat pemikiran modern muncul dan berkembang pesat.


21
BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat mengetahui bahwa , Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Pada zaman pertengahan, ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan disbanding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi lemah. Asumsi yang
B.   Saran dan Kritik
Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha untuk
mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berharap agar makalah ini benar-benar
bermanfa’at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,
ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amiin

Komentar

Postingan Populer