4 tahap perkembangan anak menurut jean piaget
A. Tahap Sensori Motor (Usia 0-2 tahun)
Piaget berpendapat bahwa tahap ini
menunjukkan bagaimana perkembangan panca indra sangat berpengaruh terhadap diri
anak. Ditandai dengan munculnya keinginan-keinginan untuk memegang dan menyentuh apapun karena dorongan
keinginan untuk mengetahi bagaimana rekasi atas perbuatannya tersebut, dalam
usia ini anak memiliki senjata terbesar
yakni menangis.
Piaget menjelaskan bahwa proses penyampaian berita atau cerita padaanak usia ini hendaknya tidak
sekedar dengan gambar sebagai alat peraga namun harus menggunakan sesuatu yang
bergerak. Misalnya: bercerita dengan media panggung boneka.Piaget menungkapkan
adanya 6 sub tahapan yang mampu menandai perkembangan pemahaman dan kemampuan
spatial anak yaitu:
a.
Sub-Tahapan Skema RefleksTahapan ini muncul saat anak lahir hingga usia enam
minggu secara refleks.
b.
Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular PrimerTahapan ini berawal dari usia anak enam minggu hingga empat bulan dan erat kaitannya dengan timbulnya kebiasaan-kebiasaan.
c.
Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular SekunderCara Menentukan Kesulitan Belajar
Peserta Didik
Tahap ini
muncul saat usia anak empat hingga
sembilan bulan dan erat kaitannya dengan koordinasi antara pemaknaan dan penglihatan.
d.
Sub-Tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular SekunderTahapan ini muncul saat usia
anak sembilan hingga dua belas bulan.
Pada tahap ini perkembangan anak ditandai dengan kemampuan dalam melihat objek hingga terlihat sebagai
sesuatu yang permanen meskipun tampak
berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda (objek permanen).
e.
Sub-Tahapan Fase Reaksi Sirkular TersierTahap ini terlihat jelas saat anak
berusia usia dua belas hingga delapan belas bulan dan erat kaitannya terutama
dalam proses penemuan cara-cara baru guna mencapai tujuan.
f.
Sub-Tahapan Awal Representasi SimbolikTahap ini berkaitan erat dengan tahapan
mula-mula munculnya kreatifitas anak.
Piaget
membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
Periode 1 :
Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode
refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada
periode ini, tingkah laku bayi kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja,
dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan
dari luar yang ditanggapi secara refleks.
Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada pe riode
perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama. Kebiasaan
dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan.
Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan
menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu.
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia
mulai mengaakan diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya. Pada
periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan
mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia
juga mulai menggerakkan kepala kesumber suara yang ia dengar. Suara dan
penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk
menumbuhkan konsep benda.
Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8
bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan
memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969).
Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya
sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada
periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang
menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang
menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang
anak dihadapkan padasebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan
reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. OlehPiaget, ini diartikan
sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara
sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakansarana untuk mencapai
suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil
diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai
mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah
diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai
membentukkonsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa
dari seorang bayi dapat mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai
mempunyaikonsep tentang ruang.
Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada perode ini adalah mulainya anak
memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba
(eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan
skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk
menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata
lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih
mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di
sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah
anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk memecahkan
persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju
dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai mempertimbangkanorganisasi
perpindahan benda-benda secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat
secara serentak.
Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap
intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara
baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan
koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari
periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental,
seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat
menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap
ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan
objek-objek yangtersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan
gerakansuatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu
tidak kelihatan lagi.
B. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7
tahun)
Usia ini ditandai dengan anak yang menjadi ‘egosentris’ dimana ia tidak
dapat melihat apapun dari sudut pandang orang lain. Piaget menjelaskan bahwa pada tahap ini anak
juga cenderung senang meniru orang-orang yang berada di sekitarnya. Walaupun
pada usia 6-7 tahun anak-anak sudah mulai memahami tentang motivasi namun
mereka belum memahami bagaimana cara berpikir yang sistematis. Dalam proses
penyampaian cerita/berita pada anakdi tahap pra-operasional juga hendaknya
menggunakan alat peraga.
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili
suatu konsep. Misal, seseorang anak yang pernah melihat dokter berpraktek, akan
dapat bermain “dokter-dokteran” (Sunarto, 2008:24).Piaget membagi perkembangan
kognitif tahap praoperasional dalam dua bagian:
*.Umur 2-4
tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran logis
Piaget membedakan antara “simbol” dan“tanda” dengan “indeks”
dansinyal.dalampengertian simbol dan tanda (sign) dibedakan antara objek yang
ditandakan dengan tandanya sendiri
misalnya anak bermain pasar pasaran
dengan uang dari daun.”daun”di sini sebagai tanda,sedangkan “uang”adalah
yang di tandakan.dalamkenyataan daun dan uang tidaksama.
dalampengertian”indeks” dan “sinyal” tidak di bedakan antara tanda dan
objek yang di tandakan.
Piaget juga membedakan antara
“simbol” dan “tanda”. Simbol adalah suatu hal yang lebih menyamai dengan yang
di simbolkan seperti gambaran danbayangan . tanda lebih merupakan sembarang
benda yang di guna kan tanpa ada kesamaan dengan yang di tanda kan
Karakteristik
tahap ini adalah:
1.Self
counter nya sangat menonjol.
2.Dapat
mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
3.Mampu
mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.
4.Dapat
menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan
antara deretan.
*.Umur 4-7
tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif
Menurut piaget (1981) pemikiran anak pada umur 4 -7 tahun berkembang
pesatsecara bertahap ke arah konsep tualisasi. Ia berkembang dari tahap
simbolis dan prakonseptual ke permulaan oprasional . tetapi perkembangan itu
belum penuh karena anak masih mengalami oprasi yang tidak lengkap dengan suatu
bentuk pemikiran yang semi simbolis atau penalaran intuitif yang tidak logis. Dalam hal ini seseorang anak masih
mengambil keputusan hanya dengan aturan-aturan intuitif yang masih mirif dengan
tahap sensorimotor
Pemikiran intuitif adalah persepsi langsung akan dunia luar tetapi tanpa
di nalar terlebih dahulu . kelemahan pemikiran ini adalah bahwa pemikiran nya
searah (centred) dimana anak hanyadapat melihat dari satu
segisaja.dalampemikiran ini anak belum dapat melihat pluralitas gagasan tetapi
hanya satu persatu. apabila beberapa gagasan di gabungkan pemikiran anak
menjadi kacau . anak pada tahap ini belum dapat berpikir decentred yaitu
melihat berbagai segi dalam setu kesatuan
Karakteristik
tahap ini adalah :
1.Anak dapat
membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.
2.Anak mulai
mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.
3.Anak dapat
melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
4.Anak mampu
memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek
yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun,
kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak
memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek itu dikelompokkan
dengan cara yang berbeda.
C. Tahap Operasional Kongkrit (usia
7-11 tahun)
Piaget berpendapat bahwa pada tahap ini anak mulai mampu meninggalkan
‘egisentris’-nya dan mulai bermain secara berkelompok dan senang
bekerjasama. Anak juga sudah memahami
tentang motivasi dan mampu berpikir secara sistematis. Proses-proses penting
terkait tahapan ini ialah:
a. Pengurutan
Proses ini ditandai dengan kemampuan anak dalam melakukan pengurutan
objek berdasarkab bentuk, ukuran atau ciri lainnya. Misalnya: jika diberi benda
dengan ukuran yang berbeda, mereka mampu
mengurutkan benda-benda tersebut dari yang paling kecil ke yang paling besar
mapun sebaliknya.
b.
Klasifikasi Klasifikasi merupakan kemampuan anak untuk melakukan identifikasi
dan pemberian nama serangkaian benda berdasarkan ukuran, tampilan atau
karakteristik lainnya.
c.
Decentering
Pada proses ini anak mulai mampu melakukan pertimbangan beberapa aspek
tentang suatu permasalahan agar bisa dipecahkan. Misalnya: anaktidak akan lagi
memiliki anggapan bahwa cangkir lebar namun pendek lebih sedikit isinya apabila
dibandingkan dengan cangkir kecil yang tinggi.
d.
Reversibility
Dalam proses ini anak mulai mengerti dan memahami bahwa jumlah benda
dapat diubah lalu kembali ke kondisi awalnya. Misalnya: anak dengan cepat
mampumenentukan 5+5 sama dengan 10, 7-4
sama dengan 3.
e. Konservasi
Pada proses ini anak mulai memahami bahwa panjang, kuantitasmaupun jumlah
benda-benda tidak berkaitan dengan tampilan atau pengaturan dari benda-benda atau objek tersebut.
Misalnya: jika anak diberi cangkir
dengan ukuran dan isi yang sama banyaknya mereka akan mengetahui jika
air dituangkan ke dalam gelas dengan ukuran berbeda maka air di gelas
tersebut akan tetap sama banyaknya dengan
isi pada cangkir-cangkir lain.
D. Tahap Operasional Formal (Usia
11tahun ke atas)
Pada tahap ini anak masuk usia pra-remaja. Menurut Piaget masa
pra-rema adalah tahap dimana proses
pengajaran pada anak menjadi lebih mudah karena mereka sudah memahami akan
konsep dan dapat berpikir konkrit maupun abstrak. Namun, kesulitan yang dialami
para pendidik ialah bagaimana mendampingi anak-anak di masa remaja yang sarat
dengan banyak pergumulan.
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif
dalam teoriPiaget. Tahap ini mulai dialami anak dalamusia sebelas tahun
(saatpubertas) dan terus berlanjut sampaidewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang
dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat
segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi
abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktorbiologis, tahapan ini muncul
saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai
masuknya ke dunia dewasa secarafisiologis, kognitif,penalaran moral,
perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak
sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran
dari tahap operasional konkrit.
Sifat pokok tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif
hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.
# Pemikiran Deduktif Hipotesis
Pemikiran deduktif adalah pemikiran yang menarik kesimpulan
yang spesifik dari sesuatu yang umum. Kesimpulan benar hanya jika premis-premis
yang dipakai dalam pengambilan keputusan benar. Alasan deduktif hipotesis
adalah alasan/argumentasi yang berkaitan dengan kesimpulan yang ditarik dari
premis-premis yang masih hipotetis. Jadi, seseorang yang mengambil kesimpulan
dari suatu proposisi yang diasumsikan, tidak perlu berdasarkan dengan kenyataan
yang real. Dalam pemikiran remaja, Piaget dapat mendeteksi adaanya pemikiran
yanglogis, meskipun para remaja sendiri pada kenyataannya tidak tahu atau belum
menyadari bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain, model logis
itu lebih merupakan hasil kesimpulan Piaget dalam menafsirkan ungkapan remaja,
terlepas dari apakah para remaja sendiri tahu atau tidak.
# Pemikiran Induktif Sintifik
Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih
umum berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus. Pemikiran ini disebut juga
dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran ini, anak sudah mulai dapat membuat
hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel control, mencatat hasi,
dan menarik kesimpulan. Disamping itu mereka sudah dapat memikirkan sejumlah variabel
yang berbeda pada waktu yang sama.
# Pemikiran Abstraksi Reflektif
Menurut Piaget, pemikiran analogi dapat juga diklasifikasikan
sebagai abstraksi reflektif karena pemikiran itu tidak dapat disimpulkan dari
pengalaman.Beberapa Konsep dalam Teori Piaget.
Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah
memahami teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu;
1. Intelegensi. Piaget mengartikan intelegensi secara lebih
luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia memberikan definisi umum yang
lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu
bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi,
kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P.
Suparno,2001:19).
2. Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum
untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis
ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.
3. Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana
ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungansekitarnya. Skema akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.
4. Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana
seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema
atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
1. Akomodasi.Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau
mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau
memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
2. Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak
seimbangnya antaraproses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat
seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.Informasi umum
mengenai Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia
bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati
dan tidak ada urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi
yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi
pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang
terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup
elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan
terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam
model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
Komentar
Posting Komentar