makalah selling skill
Kemampuan Menjual Produk (Selling
Skill)
Kemampuan menjual banyak dipengaruhi oleh pengalaman
kita di lapangan. Pelajaran di lapangan sangat berarti sekali dalam proses
profesionalisme kita dalam berjualan. Ada 3A yang sangat berpengaruh dalam
penawaran produk :
1. Appearance
( Penampilan )
Penampilan
produk apakah menunjukkan kelasnya atau tidak. Penampakan luar dari merek,
packaging, design over dan sebagainya merupakan merupakan hal penting yang
memberikan performance atau penampilan luar produk kita.
Penampilan
produk diatur sedemikian rupa sehingga orang lebih cepat memperhatiakn
karenanya. Penampilan yang tidak norak dan tidak membuat orang ketakutan lebih
memungkinkan diodekati pelanggan. Apalagi bila anda bisa menciptakan suatu
design atau gambar-gambar yang menarik. Yang terakhir itu sangat diperlukan
sekali dalam bisnis.
Penampilan yang
memberikan kesan baik impresif akan cepat diperhatikan pelanggan. Termasuk
apakah penampilan sudah mendukung dengan kelas produk yang dijual.
Bila
kita sendiri berpakaian kusuh, berkeringat, sedikit belepotan omongannya karena
tergesa-gesa, menggunakan sandal jepit layaknya mau ke kamar belakang, maka
tentu semua itu akan memberikan kesan bahwa kiota tidak dalam posisi menampilkan citra produk yang kita jual
bercitra tinggi. Kita sedang menempatkan produk yang kita jual di tempat yang
trendah dan tak ada harganya. Konsumen yang membeli produk kita juga bukan
mereka yang berkelas social menengah keatas kelasbawah yang susah uangnya.
Maka
kita pun juga tidak akan mendapatkan banyak uang karena penampilan kita.
Lain produk lain pula
bagaimana membuat citranya, kita bisa lihat mengapa penampilan sales promotion
dirls (SPG) di supermarket berbeda dengan mereka yang ada di showroom mobil.
Atau mereka yang ada di counter makanan
siap saji Mc Donald dengan mereka yang d warung tegal (warteg).
Penampilan
adalah citra diri dan image produk dan perusahaanya dalam meraih uang lewat
penawarannyakepada pelanggan. Karena itu, penampilan harus selalu di jaga
supaya berkesinambungan dalam bisnis.
2. Ability
( Kemampuan )
Kita
harus memiliki kemampuan untuk survice dalam bisnis. Kita harus mempelajari
seluk-beluk bisnis yang ditekuni. Tidak bisa hanya setengah-setengah atau
sambilan saja. Kita mesti focus dan mencurahkan segala upaya kemampuan untuk
bisnis tetap jaya.
Kemampuan kita
bernegosiasi, kemampuan kita menawarkan produk, kemampuan menguasai setiap
masalah dalam bisnis merupakan kunci-kunci sukses yang harus ditingkatkan.
Tanpa kemampuan yang cukup sangat mungkin bisnis gugur ditengah jalan.
3. Attitude
( Sikap )
Sikap percaya
diri, sikap berfikir positif, dan sikap pantang menyerah terlalu dini merupakan
kepribadian yang mesti melekat dalam sikap entrepreneurship. Harus bersikap
sebagai pengusaha dan bukan sebagai pegawai. Dalam proses penjualan sering
sekali keputusan di ambil dengan emotional selling dan mengalahkan logical
selling
Selling Skills adalah kemampuan seseorang untuk
menjual sesuatu barang atau jasa. Semua orang pasti ingin menjadi penjual yang
sukses akan tetapi tidak semua penjual tahu bagaimana caranya. Untuk menjadi
seorang penjual yang sukses ada beberapa hal yang harus dimiliki, yaitu:
a. Talent
atau yang disebut dengan bakat.
Bakat
yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan pembawaan dari lahir yang mana
merupakan potensi atau modal dasar bagi seseorang untuk menjadi penjual yang
sukses. Orang yang sudah memiliki bakat sebagai penjual bisa kita lihat dari
beberapa karakter dibawa ini, misalanya: bertanggung jawab, sopan, mudah
bergaul, cerdas, disiplin, tekun, jujur, rajin, ulet, kreatif, berkomitmen dll.
Dengan karakter yang saya sebutkan diatas kesempatan seseorang untuk menjadi
seorang yang sukses bukan hanya sebagai penjual sangatlah besar. Terlepas dari
apakah orang tersebut bisa memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Talenta tidak
hanya diperlukan bagi seseorang yang ingin menjadi penjual yang sukses saja
akan tetapi dibutuhkan bagi semua orang dalam segala aspek pekerjaan. Melakukan
Suatu pekerjaan sesuai dengan talenta akan mempermudah mencapai kesuksesan.
Karena seseorang dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal.
Seseorang
dapat bekerja sesuai dengan talenta yang dimilikinya merupakan hal yang
menyenangkan, disamping bisa dijadikan sebagai profesi yang dapat menghasilkan
uang juga dapat memberikan kepuasan terhadap hobi atau kesenangan kita. Sebagai
contoh, seseorang yang memiliki bakat bernyanyi. Dengan bernyanyi dia bisa
mendapatkan penghasilan dari menyanyi demikian juga seseorang yang memiliki
bakat menjual. Nah, menyadari pentingnya talenta sebagai salah satu modal utama
untuk mencapai kesuksesan, maka sudah selayaknya sekarang kita bertanya pada
diri kita masing-masing, apakah kita sudah memiliki “Talenta”? kalau jawabannya
ialah “ya” kita patut bersyukur karena kita kita memiliki bakat yang mungkin
tidak semua orang miliki. Paling tidak, sekarang tugas kita adalah bagaimana
cara mengembangkan bakat yang kita miliki. Namun sayangnya, masih banyak orang
berbakat disekitar kita yang tidak sadar akan kemampuan yang dimilikinya. Orang
yang tidak dapat melihat serta mengembangkan kemampuan yang dimilikinya tentu
saja akan menyia-nyiakan kelebihan tersebut.
Sekarang
pertanyaannya adalah apakah kesuksesan itu hanya akan terjadi pada orang yang
memiliki bakat sejak lahir? Tentu saja jawabannya adalah “tidak”. Perlu kita
ketahui bahwa semua orang berhak untuk sukses. Terlepas dari apakah dia seorang
yang berbakat atau tidak, kuncinya hanya ada satu yaitu “kemauan”. Ada
pribahasa yang mengatakan yaitu dimana ada kemauan disitu ada jalan”. Orang
yang punya kemauan pasti akan sukses, sebab sifat dan sikap mental yang positif
itu bisa digali, dipelajari dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Sedangkan
sifat dan sikap mental yang negative bisa di ubah atau dibuang sama sekali,
semuanya tergantung pada diri kita. Dalam bukunya Jim Dornan dan John Maxwell
menyampaikan bahwa “berpikir positif adalah sesuatu yang bisa dipelajari oleh
siapapun bagaimanapun keadaan, tabiat dan kecerdasanya”.
Andri
Wongso motivator No.1 di Indonesia mengatakan “Membunuh atau dibunuh”.
Kedengarannya memang agak radikal akan tetapi ini adalah pesan moral yang
disampaikan kepada kita bahwa “Kita mau membunuh sikap mental kita yang
negative atau kita yang akan dibunuh oleh sikap mental kita yang negative
tersebut”. Bagaimanakah cara membunuh sikap mental yang negative? Dengan rasa
percaya diri. Kita harus percaya pada diri kita bahwa kitapun bisa sukses.
Entah seseorang yang berbakat ataupun tidak, Kita semua bisa sukses. Orang yang
tidak memiliki bakat menjual bisa menjadi penjual yang sukses kalau dia mau
belajar dan mempelajarinya. Dengan semangat dan keyakinan yang kita miliki
dapat membantu kita membangun sikap mental yang positif, karena segala sesuatu
yang berawal dengan hal-hal yang positif akan mengkasilkan buah yang positif
juga, dan perlu kita ketahui bahwa pada dasarnya semua manusia dilahirkan positif,
hanya terkadang dikondisikan menjadi negative.
b. Produk
Knowledge
Selain
mempunyai bakat atau talent, untuk menjadi penjuaal sukses kita kita juga harus
mempunyai pengetahuan tentang produk atau yang disebut dengan produk
knowledge. Seperti yang telah kita
pelajari bahwa produk bisa berupa barang ataupun jasa. Produk merupakan
komoditas yang bisa diperjual belikan yang bisa berasal dari berbagai industri.
Oleh karena produk merupakan komoditas yang akan kita jual, sudah seharusnya
kita juga menguasai pengetahuan tentang produk tersebut secara penuh, detail
dan mendalam. Bahkan bukan hanya pengetahuan produk kita yang harus kita
ketahui akan tetapi juga pengetahuan tentang produk lain/pesaing kita. Meskipun
pengetahuan setiap produk itu berbeda-beda namun kita bisa mempelajarinya
langsung kepada narasumbernya.
Dari
buku “Selling to win” karangan Richard Denny yang saya baca menyampaikan bahwa
terdapat banyak penjual yang tidak sepenuhnya memiliki pengetahuan tentang
produk yang mereka jual. Ini merupakan hal yang mengejutkan dan tentu saya akan
sangat membosankan melakukan transaksi dengan penjual yang tidak memiliki
pengetahuan tentang produknya.
c. Selling
Skills
Dengan
sudah mempelajari pengetahuan tentang produk bukan berarti kita sudah
mempelajari pengetahuan tentang menjual produk. Anggapan ini tentu sangat
keliru karena pengetahuan produk tentu saja berbeda dengan pengetahuan menjual.
Selling skills yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan
penjualan. Dalam selling skill kita akan tahu bagaimana cara menjual dengan
baik melalui teknik Probing. Teknik probing disini digunakan oleh penjual untuk
menyelidiki, mencaritahu, menggali informasi/peluang dan kebutuhan prospek
dengan cara mengajukan pertanyaan yang tepat dan mengena kepada calon pembeli
atau yang disebut dengan prospek. Dalam hal ini, prospek bisa perorangan,
perusahaan, kantor, instansi, organisasi, dll. Namun dalam menghadapi pelanggan
kita juga harus mempelajari sikap pelanggan yang berbeda beda.
Dengan
demikian kita bisa menanganinya secara maksimal. Dalam mempelajari tentang
prospek atau calon pelanggan, kita bisa memperoleh informasinya dari pihak yang
mengenal calon pelanggan kita atau bisa kita gali melalui calon pelanggan
sendiri (narasumber internal). Akan
tetapi selain narasumber internal, untuk memperoleh informasi tentang calon
pelanggan kita juga bisa mempelajarinya dari narasumber eksternal yaitu pihak
diluar calon pelanggan tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang. Untuk
mendapatkan suatu peluang kita harus mempunyai kemampuan untuk membaca,
menciptakan dan memanfaatkan peluang karena adanya kebutuhan dari konsumen
merupakan peluang bagi kita.
Kasus
yang sering kali terjadi dalam lingkungan yaitu sering kali seorang tuan rumah
tidak bersedia melayani penjual yang datang kerumahnya. Jangankan membelinya
hanya mendengarkan informasi mengenai produk produk tersebut saja tidak mau.
Mengapa demikian? Ini tejadi karena peenjual melakukan penawaran kepada prospek
tanpa adanya probing terlebih dahulu. Dengan melakukan probing kita bisa tahu
apa yang dibutuhkan prospek sehingga kemudian kita mudah memasarkan produk kita
sesuai dengan kebutuhan prospek. Dengan kata lain probing merupakan kunci/alat
pendeteksi untuk menghadapi prospek terutama diawal interaksi menjual. Melalui
probing kita dapat menjajaki prospek secara tepat, sehingga kita dapat segera
menyimpulkan dan memutuskan apakah interaksi menjual data kita lanjutkan atau
tidak.
Richard
Denny dalam bukunya “Keterampilan yang terpenting dalam menguasai seni menjual
yang professional yaitu kemampuan menngajukan pertanyaan-pertanyaan yang
tepat”. Dalam hal ini kita diminta untuk mengajukan pertanyaan dan membuat
prospek berceritera tentang mereka, karena dengan satu pertanyaan saja kita
sudah bisa membedahkan diri kita dengan penjual-penjual yang lainnya.
Kesimpulannya, dengan melakukan probing kita telah tampil beda sekaligus
mengungguli penjual–penjual lain yang tidak melakukan probing. Kurangnya
penjual yang melakukan probing dikarenakan oleh berberapa hal, misalnya: karena
penjual takut dianggap terlalu menyelidiki, terlalu ingin tahu, terlalu
mendetail, terlalu bertele-tele, terlalu diatur dan terlalu takut ditolak.
Seharusnya sebagai penjual kita tidak perlu takut untuk melakukan probing
asalkan kita melakukannya dengan baik dan benar, karena prospek/pelanggan lebih suka kepada penjual
yang aktif daan kreatif dalam berusaha mengetahui kebutuhan pelanggan, baru
kita menawarkan suatu produk kepada mereka.
Karena
pada hakekatnya semua orang gemar membeli asalkan kita bisa memberi penawaran
yang baik dan benar kepada mereka, sebab membeli dianggap sebagai suatu
kepuasan, kesenangan, kebanggaan. Dengan cara menjual yang benar seperti yang
disampaika dalam metode Selling Skills ini yaitu menjual secara konsultatif,
artinya kita dituntut untuk terlabihdahulu berdialog dengan prospek tanyakan
dan dengarkan kebutuhan prospek yang sebenarnya, barulah kita kita menjual
produk atau barang-barang kita kepada mereka. Ini berarti kita harus bersikap
layaknya seorang konsultan yang siap memberikan solusi terbaik terhadap masalah
mereka baru kita merekomendasikan suatu produk kepada prospek. Jadi, apabila
kita memposisikan diri kita seperti seorang konsultan atau seperti seorang
mitra atau bahkan seperti seorang sahabat kita akan dengan mudah mengatehui
kebutuhan prospek.
Namun
bagaiman dengan prospek yang bersikap menyangsikan/meragukan? Sebagian prospek
bersikap menyangsikan atau skepticism dapat ditangani dengan cara membuat
pembuktian untuk menyakinkan atau menghilangkan kesangsian pelanggan.
Pembuktian yang diberikan dapat berupa brosur, daftar pelanggan, refrensi
pelanggan, surat perjanjian jual beeli, surat perintah kerja, sertifikat hasil
tes, demo, presentasi, simulasi, ujicoba, dll. Tujuan dari pembuktian diatas
adalah untuk meyakinkan prospek terhadap produk kita. Selain bersifat ragu,
pelanggan juga seringkali bersikap aacuh tak acuh.
Biasanya
hal ini terjadi pada awal awal pertemuan yaitu pada saat kita melakukan
probing. Pelanggan bersikap acuh tak acuh dikarenakan mereka merasa tidak
membutuhkan sesuatu dari produk kita, karena produk kita bukan merupakan alat
penuhan kebutuhan mereka yang paling utama. Ada juga yang yang dikarenakan
pelanggan sudah pernah mencoba produk sejenis dari pesaing kita atau sudah
merasa terpuaskan oleh produk dari pesaing kita. Nah, kalau demikian apakah
solusinya? Lakukan probing untuk mengetahui atau bahkan menciptakan kebutuhan
pelanggan terhadap produk yang mungkin selama tidak disadarinya. Selain dari
sikap calon pelanggan yang tersebut diatas, ada juga pelanggan yang bersifat
keberatan/menolak atau yang disebut dengan objection. Biasanya prospek
menunjukan sikap menolak pada saat kita melakukan probing.
Ada beberapa
alasan mengapa prospek menolak yaitu karena ada sesuatu hal dari produk kita
yang tidak disukainya atau kurang bisa diterima oleh prospek. Penolakan ini
bisa karena bentuknya, fitur, fungsi, manfaat yang belum memenuhi kebutuhan
atau juga karena harga dan cara pembayarannya yang belum cocok. Sebagai penjual
dengan adanya berbagai penolakan dari pospek tidak akan dijadikan penghalang
untuk menjadi semakin maju, segala penolakan harus dijadikan pelajaran untuk
menjadi lebih berkembang dan sukses.
Meningkatkan Sales Skills (Selling
Skills)
Mendapatkan tenaga penjual yang baik memang sulit.
Tentu para pelamar diwawancarai, ditest, dan kemudian dipilih. Tapi yang bisa
dilakukan dalam proses itu biasanya tidak lebih dari melihat pengalaman seorang
pelamar, kemudian membuat perkiraan ‘ilmiah’ tentang prestasinya di masa
datang.
Bill Sharer, pemimpin “Advanced Development System”
dan seorang konsultan sales management terkemuka di Amerika Serikat, berhasil
mencatat 10 kesalahan fatal yang bisa terjadi ketika menerima tenaga penjual.
Cloning
Hampir sama dengan nepotisme, tapi dalam bentuk lain,
yang seringkali dilakukan di banyak perusahaan, terutama perusahaan kecil. Apa
yang terjadi dalam cloning ialah bahwa para manajer penjualan cenderung memilih
staf yang memiliki nilai-nilai, keinginan, dan latar belakang yang paling tidak
seirama de¬ngan dirinya. Mencari duplikat diri tentu saja bisa mempermudah
hubungan interpersonal. Tapi tidak ada ubungannya dengan usaha menjual secara
lebih efektif. Yang dibutuhkan mungkin justru orang-orang yang memiliki cara
berfikir yang lain meskipun agak sulit menanganinya.
Sharer tampaknya juga yakin bahwa gejala cloning ini
timbul tanpa disadari, sebab pada dasarnya orang lebih cepat senang pada orang
seperti dirinya. Maka jalan keluarnya ialah membuat spesifikasi posisi yang
ingin diisi secara lebih jelas: Apa yang dikerjakan dan kualifikasi apa yang
harus dimiliki seorang pelamar untuk bisa mengisi lowongan itu? Jadi bukan
sekedar membuat suatu gambaran mental yang disukai, melainkan harus membuat
perincian sejelas mungkin tentang pengalaman kerja, kemampuan, pendidikan, dan
kepribadian yang dibutuhkan.
Pembajakan (piracy)
“Kalau Anda menerima seseorang yang berasal dari
kompetitor, berarti Anda membuat dua kesalahan sekaligus,” kata Sharer.
Pertama, Anda telah merusak kredibilitas pasar secara keseluruhan. Sebab orang
yang tadinya mewakili kompetitor, dan sekarang mewakili Anda, akan menimbulkan
kecurigaan bagi para langganan. Kedua, piracy mengasumsikan bahwa orang yang
sukses di perusahaan lain akan sukses pula di tangan Anda. Ini asumsi yang
sempit. Sebab orang yang bersedia indah tempat bekerja tanpa peningkatan posisi
atau jabatan tentu mencurigakan. Perpindahan semacam itu bisa berarti pertanda
insecurity, dan bisa juga menjadi calon kuat untuk dibajak lagi dari perusahaan
Anda.
Menerima teknisi murni. Banyak di antara para
manajer penjualan ingin menemukan calon yang sudah memahami aspek-aspek teknis
lapangan kemudian melatihnya untuk menjual. “Ini bisa meleset,” kata Sharer,
“kecuali kalau Anda sudah memiliki sales training yang sangat baik. Kalau tidak,
lebih baik menerima orang yang sudah paham bagaimana menjual kemudian kepadanya
diajarkan aspek-aspek teknis barang yang dijual.
“Di banyak perusahaan, latihan tentang produk jauh
lebih mudah dilakukan ketimbang seni menjual. Se¬bab pengetahuan tentang produk
hanya salah satu sarana bagi penjual.” Juga harus dipertimbangkan sampai di
mana kemampuan Anda sebagai pelatih (trainer). Misalnya, apakah lebih baik
melatih orang teknik yang belum mengerti penjualan, atau orang yang sudah
memahami seni menjual tapi belum mengerti teknologi?
Mempekerjakan orang yang “non-seller”
Hampir sama halnya dengan menerima teknisi murni.
Tapi harap dicatat bahwa pada dasarnya setiap orang harus memulai dari sesuatu.
Suatu saat mungkin saja Anda terkesan oleh orang yang baru keluar universitas
atau tenaga akademis yang ingin bekerja di bidang penjualan. Namun demikian,
wawancara harus apat memberikan perkiraan apakah si pelamar benar-benar akan
mampu, dan cocok. Sudah tentu banyak orang baru yang sukses di bidang
penjualan. “Tapi lebih baik hati-hati sebab bukan tidak mungkin mereka yang
datang pada Anda hanya melihat prospek yang sangat baik dalam karir di bidang
sales tanpa benar-benar bisa memahami pekerjaannya.”
Calon yang patut dihindarkan, menurut Sharer,
termasuk mereka yang tidak mengerti tentang dunia selling; mereka yang
mengemukakan alasan kurang jelas memilih karir di bidang sales, misalnya karena
ingin sering bepergian atau menemui orang-orang. Yang dipilih hendaknya yang
agresif, cekatan, dan berbakat menjual.
Stereotypes
Bakat menjual ada pada semua orang, tidak pandang
suku, warna kulit, usia, ukuran, dan jenis kelamin. Artinya, setiap pelamar
yang datang perlu diberi kesempatan mengungkapkan dirinya. Sebagai re¬cruiter,
Anda hanya perlu menyimak dan menanyakan apa-apa yang ku¬rang jelas, namun
tidak membuat penilaian menurut persepsi emosional. Seringkali para manajer
penjualan sudah membuat keputusan hanya dalam lima menit, kemudian menghabiskan
waktu berjam-jam mencari hal-hal yang mendukung keputusannya itu. Apa yang bisa
diperbuat dalam lima menit kecuali penilaian dari segi usia, jenis kelamin,
warna kulit, dan penampilan luar?
Terlalu membesar-besarkan lowongan
Langkah paling bijaksana adalah mengemukakan apa
adanya tentang lowongan yang ditawarkan. Bukan membesar-besarkannya atau
menjanjikan lebih dari apa yang sebenarnya ada. Sebab dengan cara demikian,
yang didapatkan adalah orang yang bakal frustrasi atau kecewa ke¬mudian mencari
perusahaan lain.
Tentu tidak ada salahnya kalau Anda “menjual”
kesempatan agar lebih agresif, asal tidak melebih-lebihkannya. Yang perlu
diperhatikan ialah pelamar yang sudah memahami teknik interview agar Anda tidak
terjebak.
Leapfrog Syndrome
Tidak jarang perusahaan mengambil kebijaksanaan
menerima seorang karyawan sebagai persiapan untuk menempati jabatan yang baru
akan ada. Seharusnya, menurut konsultan manajemen tadi, langkah seperti itu
tidak perlu dilakukan. Pengangkatan staf baru hanya perlu dilakukan untuk
mengisi lowongan yang ada sekarang. Artinya, tidak perlu terlalu silau melihat
seorang peminat yang tampak sangat berbakat untuk memimpin, misalnya, sebab
yang sedang dibutuhkan ialah staf penjualan.
Terbaik dari yang tersedia
Kadang-kadang kita memang cukup dibuat bingung
menyaksikan semua pelamar yang datang berkualitas di bawah yang diharapkan.
Dalam keadaan ini, para recruiter cenderung memilih yang terbaik di antaranya.
Namun menurut Sharer, lebih baik membiarkan lowongan tetap kosong dan ma¬najer
penjualannya sendiri turun tangan mengerjakan tugas staf daripada harus mengisi
dengan orang yang sudah diketahui atau kemungkinan besar tidak akan mampu. Atau
dengan kata lain, seorang recruiter harus memegang teguh penerapan persyaratan
kualifikasi yang sudah ditetapkan.
Anda tertipu
Pada dasarnya mereka yang datang untuk diwawancarai
tentu sudah mempersiapkan diri de¬ngan sangat baik, termasuk dalam hal
mengungkapkan prestasi atau kemampuan. Di sini, sebagai pewawan-cara Anda harus
berhati-hati agar tidak tertipu oleh pesona palsu. “Orang yang pergi dan
tinggal di Ohio selama 4 tahun belum berarti dia lulusan universitas sana.”
Lebih baik diteliti kembali semua referensi; dari bekas boss, bawahan, teman
sejawat, atau bila perlu konsumennya. Dan yang paling penting ialah mencari
tahu dengan pasti, apa alasan seorang calon eninggalkan pekerjaan lama, untuk
kemudian dianalisa.
Kesalahan system
“Apakah Anda
tahu pasti apa yang diharapkan dari seorang tenaga penjual yang baru bekerja
dalam 30 hari, dua bulan, atau tiga bulan? Kalau tidak, maka bagaimana Anda
bisa mengukur mana yang berhasil mana yang tidak.” Banyak perusahaan yang hanya
memiliki kriteria berhasil secara subyektif. Tidak ada standar yang jelas untuk
mengukur prestasi para karyawan.
Menurut Sharer, standar mengenai
definisi tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan harus dipegang teguh. Pada
waktu mewawancarai seorang pelamar, terutama untuk tenaga penjualan yang
kemungkinan be-sar sudah memahami teknik mengadakan ‘deal’, Anda sebaiknya siap
membandingkan masing-masing calon dalam kaitan spesifikasi pekerjaan, bukan dengan
calon lain. Artinya, dengan sistem yang baik, paling tidak akan didapat hasil
yang baik, meskipun bukan yang sempurna.
Tujuh Elemen Kunci untuk Meningkatkan Selling
Skills
Ada banyak tips untuk meningkatkan
selling skills yang bisa anda coba. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan
selling skill anda:
- Target konsumen
Anda bisa menentukan target konsumen untuk promosi
anda. Jika anda bisa menentukan targetnya anda bisa mempertimbangkan hal lain
untuk mengembangkan kemampuan pemasaran anda.
Jika target anda adalah remaja maka anda bisa
mempersiapkan beberapa hal untuk mendukung pemasaran anda dengan mengetahui
sedikit tentang kesukaan remaja saat itu. Cari tahu tentang target anda agar
anda lebih mudah mempromosikan produk kepada mereka.
- Daya beli konsumen
Jika anda telah menentukan target penjualan anda
maka anda bisa melihat bagaimana daya beli mereka. Apakah mereka bisa membeli
produk anda dengan harga yang anda bandrol tersebut atau tidak. Anda bisa
melihat bagaimana mereka membeli produk lainnya dengan harga yang jauh lebih
mahal. Jika mereka mampu membelinya tentu mereka juga bisa membeli produk anda.
Daya beli ini sangat penting bagi anda agar tidak
terjadi kesalahan penargetan konsumen. Daya beli konsumen ini kadang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan maupun faktor internal konsumen tersebut.
- Mengetahui lingkungan target
Ketahuilah bahwa anda akan berjuang pada posisi di
mana anda tidak bisa melakukan apapun sehingga anda harus mengetahui apa yang
akan anda lakukan selanjutnya. Di sini anda harus tahu target anda berada pada
kebudayaan dan gaya hidup yang bagaimana. Selling skills kadang juga harus
mengandalkan emosi dari pemasar dimana dia harus mampu mengendalikan diri saat
berada di lingkungan pemasaran.
- Motivasi dari orang sukses
Motivasi dari beberapa orang yang telah sukses
menjadi seorang pemasar handal adalah salah satu tips untuk meningkatkan
selling skills bagi anda. Anda bisa belajar bagaimana mereka mencapai
kesuksesan dengan cara mereka, bagaimana mereka menjadi seorang pemasaran yang
handal dan bagaimana mereka bisa menjual produk dengan cepat.
- Hindari persepsi Negatif
Anda harus bisa berfikir positif agar
anda tidak kalah sebelum berperang. Jangan pernah anda berfikir bahwa anda akan
di tolak terus. Memang semua penawaran pasti mendapat penolakan dari konsumen.
Oleh karena itu selalu berpikir positif akan menambah kepercayaan diri anda.
- Komunikasi
Jalinlah komunikasi dengan setiap orang atau target
penjualan anda untuk memudahkan pemasaran anda.
Komentar
Posting Komentar