PENGERAHAN MODAL UNTUK PEMBANGUNAN
Sumber Dana Untuk
Pembangunan
Tingkat
kemakmuran yang relative rendah di Negara berkembang menimbulkan implikasi
penting terhadap kemampuan Negara melakukan penanaman modal. Kemakmuran
masyarakat yang rendah tersebut menyebabkan : (i)Tingkat tabungan yang dapat
diwujudkan masyarakat relative terbatas ; dan (ii) kemampuan warga untuk membayar
pajak juga terbatas. Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah menyadari bahwa
kemampuan Negara berkembang menyediakan tabungan dan membayar pajak adalah jauh
lebih rendah dari negra maju. Rendahnya tingkat tabungan dan pendapatan pajak
menimbulkan masalah besar bagi Negara berkembang. Di satu pihak, usaha
mempercepat pembangunan ekonomi memerlukan modal besar. Dilain pihak, kemampuan
Negara berkembang menyediakan modal amat terbatas. Oleh sebab itu, sebagai
salah satu aspek dalam kebijakan pembangunan, Negara berkembang perlulah
melakukan berbagai usaha untuk memperoleh lebih banyak dana untuk pembangunan.
Semakain lama Negara berkembang
semakin menyadari bahwa tersedianya modal belumlah syarat yang cukup untuk
menciptakan pembangunan. Pada mulanya banyak yang berpendapat bahwa modal
memegang peranan penting dan paling menentukan dalam menciptakan pembangunan
ekonomi. Sekarang ini berbagai kalangan telah menyadari bahwa beberapa factor
lain seperti tersedianya tenaga ahli dalam berbagai bidang, entrepreneur yang
cukup, system pemerintah yang efesien,kesanggupan untuk menciptakan dan
mengunakan teknologi yang lebih modern, dan sikap masyarakat, ,e,egang peranan
yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan pembangunan ekonomi. Hal ini juga
dibuktikan secara empiris oleh teori pertumbuhan Neo-klasik. Telah diuraikan
dalam bab 11, teori Neo-klasik telah menunjukan bahawa modal bukan merupakan
factor terpenting dalam menciptakan pembangunan ekonomi dnegara maju.
Namun demikian, walau dakui peranan
modal dalam pembangunan tidaklah sepenting anggapan semula, ahli-ahli ekonomi
tetap yakin dana modal tetap menduduki tempat yang istimewa dalam pembangunan.
Keyakinan ini didasarkan pada kesangupan
modal untuk menciptakan factor-faktor lain yang penting artinya dalam
pembangunan. Administrasi pemerintah yang efisien, modernitas sector industry,
dan pembaungan sector pertanian memerlukan tenaga administrative, berbagai jenis tenaga ahli, entrepreneur, dan
pengembangan maupun perbaikan berbagai jenis srana system pendidikan dapat
menyediakan berbagai jenis tenga ahli dan entrepreneur yang diperlukan.
Pengembangan system pendidikan hanya mungkin dilakukan oleh adanya modal.
Begitu juga, pengembangan prasrana memerlukan modal. Di samping itu, untuk
menciptakan modernisasi perlu diciptakan dan digunakan teknologi yang lebih
baik, dan untuk melakukan hal ini penanaman modal perlu dilakukan.
Usaha
pengerahan modal untuk pembangunan dapat dibedakan kepada pengerahan modal
dalam negeri dan luar negeri. Modal yang berasal dari dalam negeri berasal dari
tiga sumber : tabungan sukarela, tabungan pemerintah, dan tabungan pusaka. Hampir semua negra berkembang
meraskan bahwa tabungan sukarela dan tabungan pemerintah kurang cukup untuk
membiayai program pembangunan dan mencapai suatu tingkat pertumbuhan tertentu.
Kekurangan
ini dapat diperoleh dan dipenuhi dari modal luar negeri. Tetapi apabila modal
luar negeri tidak dapat diperoleh, atau jumlahnya masih belum dapat memenuhi
keperluan tersebut, masalah itu dapat diatasi dengan memeprlambat
lajupembangunan atau melaksanakan program anggaran belanja Negara secara deficit yaitu
pengeluaran Negara lebih besar dari pada penerimaan. Walaupun cara ini tidak
sukar dilaksanakan, karena hal demikian terutama dapat dibiayai dengan mencetak
uang atau meminjam dari bank central, banyak Negara enggan melakukannya.
Keenggana ini disebabkan karena deficit dalam anggaran belanja Negara akan
menibulkan inflansi, yang bila tak terkendali akan meberi dampak negative pada
pembangunan ekonomi.
Modal
yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan dalam 3 jenis yaitu: bantuan
luar negeri,pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing. Bantuan dan
pinjaman luar negeri bersumber dari pemerintah negara asing, badan-badan internasional
atau pihak swasta. Sedangkan penenaman modal asing pada umunya berasal dari
pihak swasta. Dana dari luar negeri memungkinkan suatu Negara mencapai tingkat
pembangunan yang direncanakan tanpa menghadapi masalah inflansi. Maka apabila
modal yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan lebih besar dari modal
yang dapay dikerahkan dari dalam negeri, pengarahan modal luar negeri perlu
dilaksanakan. Disaping dapat menghindarkan masalah inflansi dan tingkat
pertumbuhan yang diinginkan tetap tercapai, modal luar negeri juga mempunyai
manfaat lain yaitu dapat mentransfer teknologi modern dan tenaga-tenaga ahli.
Factor ini dapat mempercepat proses modernisasi di sector yang menerima modal
asing dan mengisi kekurangan tenaga ahli yang diperlukan. Dengan demikian modal
luar negeri bukan saja akan mengtasi masalah kekurangan modal untuk membiayai
pembangunan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan.
Akan tetapi sebaliknya perlu pula disadari bahawa pengunaan modal luar negeri
juga mengedepankan maslah baru dalam pembangunan. Yang paling menonjol adalah masalah
pembayaran kembali pinjaman atau debt-servicing problem. Banyak
diantara Negara berkembang tenyata tidak sanggup membayar bunga dan mengangsur
pinjaman pokok yang mereka lakukan pada masa lalu.
Tabungan Sukarela
Masyarakat
Meningkatkan
penanaman modal merupakan salah satu kebijakan penting yang diperlukan dalam
mempercepat lajunya pembangunan. Salah satu syarat untuk mewujudkan hal ini
adalah dengan meningkatkan tabungan masyarakat. Tersedianya tabungan yang cukup
akan menurunkan suku bunga dan pengurangan suku bunga akan meningkatkan
pembentukan modal. Bagian ini menerangkan bagaimana suatu masyarakat dapat
meningkatkan tabungan sukarela.
Tabungan sukarela dan penggunaannya
Yang
dimaksud dengan tabungan sukarela masyarakat adalah bagian pendapatan yang
diterima masyarakat yang sukarela tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat
mengunakan bagian pendapatan tersebut untuk beberapa tujuan : disimpan saja
tanpa digunakan (boarding),ditabung
dibadan-badan keuangan, dipinjamkan kepada anggota masyarakat lainya, digunakan
untuk penanaman modal yang produktif. Berbagai macam penggunaan ini memberikan
efek yang berbeda kepada usaha menciptakan pembangunan ekonomi.
Apabila
masyarakat menyimpan tabungan secra tunai,negra tidak akan memperoleh tambahan
dana yang diperlukan untuk mempercepat laju pembangunan. Dengan demikian
tabungan yang disimpan dalam bentuk tunai tidak memberikan sumbangan kepada
kegiatan pembangunan. Biasanya hanya sebagian kecil tabungan masyarakat yang
akan disimpan secra tunai, sebagian besar lainya digunakan untuk tujuan lainya.
Dalam masyarakat yang tradisoanal dan di daerah-daerah pertanian, tabungan yang
tercipta terutama digunakan untuk dipinjamkan kepada anggota masyarakat lain
yang lebih miskin atau ditanamkan dalam kegiatan yang tidak produktif, seperti
membeli tanah, bangunan dan rumah, memperoleh binatang peliharaan, dan membeli
emas. Penggunaan tabungan secra demikan tidak akan memberikan sumbangan apapun
kepada usaha pembangunan. Tabungan masyarakat baru akan memberikan sumbangan
apabila; (i) para peminjam menggunakan tabungan secra produktif, yaitu modal
yang mereka pinjam akan digunakan untuk menaikan produksi barang da jasa dalam
masyarakat ; atau (ii) tabungan di alirkan ke badan-badan keuangan dan
selanjutnya badan-badan keuangan meminjamkannya kepada para pengusaha yang
ingin melakukan penanaman modal yang produktif.
Faktor yang menentukan tabungan
sukarela
Salah
satu factor penting adalah tingkat pendapatan perkapita masyarakat tersebu.
Seperti telah diterangkan dalam bab 7, study chenery dan sirquin mendapati
bahwa makin tinggi pendapat perkapita makin besar tingkat tabungan yang dpat
dilakukan masyarakat. Tetapi factor ini bukanlah satu-satunya factor yang
menentukan tingkat tabungan. Data dari berbagai Negara menunjukan bahwa
terdapat tingkat tabungan yang berbeda di Negara-negara yang tingkat pendapatan
perkapitanya sama besar. Ini membuktikan bahwa di samping pendapatan perkapita,
tingkat tabungan ditentukan oleh factor lain.
Corak
distribusi pendapatan masyarakat dan besarnya keuntungan sector perusahaan
merupakan dua factor penting lain yang menentukan kemampuan sesuatu masyarakat
untuk menabung. Ahli-ahli ekonomi telah lama menyadari bahwa distribusi
pendapatan dinegara berkembang sangat tidak merata. Segolongan kecil masyarakat
dinegara-negara ini menikmati sebagian besar dari pendapatan nasional. Golongan
inilah yang merupakan penabung utama negra berkembang. Secara umum dapat
dikatakan bahwa makin besar bagian pendapatan yang diperoleh golongan ini,
makin tinggi tingkat tabungan sukarela yang dapat diciptakan. Pada suatu
tingkat pendapatan perkapita tertentu,tingkat tabungan juga akan menjadi
bertambah tinggi apabila peranan perusahaan modern bertambah penting. Dalam
teori lewis telah ditunjukkan bahwa tingkat tabungan tergantung kepada surplus
yang diperoleh, makin besar tabungan yang dilakukan. Factor penting lain yang
sangat mempengaruhi tingkat tabungan sukarela yang dapat diwujudkan adalah
tingkat perkembangan institusi keuangan. Semakin berkembang keadaannya suatu
negra, semakin tinggi tabunga sukarela yang akan diwujudkan.
Langkah-Langkah Untuk Meningkatkan
Tabungan Sukarela
Dalam
bahasan masalah tabungan sukarela, perlulah dibedakan dua pengertian berikut: kesanggupan menabung( ability to save) dan
kemauan untunk menabung (willingness to save). Yang dimaksud dengan
kesanggupan untuk menabung, atau boleh juga dinamakan sebagai tingkat tabungan
potensil, adalah kemampuan masyarakat untuk mengerahkan tabungan dalam negeri.
Hal ini terutama tergantung kepada, seperti telah dijelaskan diatas, tingkat
pendapatan perkapita, distribusi pendapatan, kesanggupan sector perusahaan
untuk menabung sejauh mana perkembangan dan kestabilan institusi
keuangan.sedangkan yang dimaksud dengan kemauan untuk menabung adalah besarnya
tabungan yang benar-benar dilakukan oleh sutau masyarakat. Dengan demikian
kemauan menabung merupakan tingkat tabungan
yang sebenarnya diwujudkan masyarakat. Kemauan menabung ditentukan oleh
perkembangan badan-badan keuangan yang ada, dan sikap masyarakat terhadap
kegiatan menabung. Apabila terdapat perbedaan yang besar antara kesanggupan
untuk menabung dengan kemauan menabung, dimana yang pertama lebih besar dari
pada yang kedua, perlulah diambilkebijakan untuk memperbeasar tingkat tabungan
masyrakat. Beberapa tindakan dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan ini.
Peranan Pasar Modal dan Pengumpul Dana
Lain
Salah
satu factor yang mebedakan kesanggupan menabung dengan kemauan untuk menabung
adalah ketidak sempurnaan badan-badan keuangan. Badan-badan keuangan dinegara
berkembang masih belum mampu secara maksimal mengerahkan potensi tabungan yang
ada dalam masyarakat dan mengalirkanya ke kegiatan-kegiatan ekonomi yang
produktif. Sebagai akibatnya bagian terbesar tabungan itu digunakan untuk
penanaman modal yang tidak produktif dan bersifat spekulatif, atau digunakan
untuk konsumsi barang barang meawah.kekurangan yang paling dirasakan adalah
pasar modal, yaitu badan keuangan yang berfungsi sebagai pusat jual beli
saham-saham perusahaan. Sampai sekarang di banyak Negara bekembang badan
keuangan ini belum berkembang dengan baik, dan beum sanggup menggerakan modal
masyrakat yang begitu besar. Pasar modal sangat penting artinya bagi pengerahan
modal dalam negeri karena pasar modal memberikan pilihan yang lebih luas kepada
penabung untuk memilih cara menggunakan tabungannya. Pada umumnya penanaman
tabungan masyrakat dengan membeli saham-saham perusahaan adalah lebih menarik
dari pada membungakannya karena pendapatan dari memiliki saham lebih tinggi
dari bunga, dan dalam jangka panjang harga saham yang baik akan bertambah tinggi.
Sayang
sekali, walaupun pasar modal dapat memberikan sumbangan penting dalam
mengerahkan tabungan dalam negeri, perkembngananya menghadapi banyak maslah.
Pasar modal hanya akan berfungsi dengan baik apabila cukup banyak saham –saham
perusahaan yang dapat diperjualbelikan. Keadaan ini belum ada dinegara
berkembang karena belum terbatasnya sector kegiatan modern dan keengganan
perusahaan-perusahaan menjual saham-sahamnya melalui pasar modal. Saham-saham
yang dikeluarkan biasanya diperjualbelkan diantara kenalan atau anggota
keluargannya. Kedaan ini merupakan hambatan penting terhadap perkembangan pasar
modal di Negara berkambang yang sector modernnya belum begitu berkembang.
Desebagian
Negara, ketidaksempurnaan badan keuangan disebabkan pula oleh masih belum
berkembangnya lembaga-lembaga simpan-pinjam (saving and lending institution),
seperti bank tabungan (saving bank) dan berbagai jenis institusi peminjaman
(lending institution atau finance company). Mereka merupakan badan keuangan
lain yang mengumpulkan tabungan masyarakat dan menanamkannya dalam surat-surat
berharga pemerintah, saham-saham perusahaan, dan surat-surat berharga lainnya
dalam masyararkat. Keterbatasan tersebut sangat membatasi kemungkinan untuk
mengerahkan modal dengan efektif
Peranan Bank Komersial
Dinegara-negara
dimana pasar modal dan pasar uang belum cukup berkembang, pengerahan tabungan
sukarela terutama dilakukan oleh bank-bank komersial. Bank-bank ini bukan saja
menampung tabungan masyarakat tetapi juga menampung dana masyarakat dan dana
perusahaan yang belum digunakan. Oleh bank komersial tabungan masyarakat dan
dana lainnya itu dipinjamkan kepada pengusaha yang memerlukan : digunakan untuk
membeli saham-saham perusahaan, dan ditanamkan dalam surat berharga pemerintah.
Karena sebgaian besar dana tabungan dan dana yang belum digunakan masyarakat
berada ditangan bank-bank komersial maka meraka belum mempunyai peranan penting
dalam menentukan jenis-jenis kegiatan yang akan berkembang dalam perekonomian.
Pada dasarnya fungsi utama bakn komersial adalah menyediakan pinjaman jangka pendek.
Ini berarti fungi mereka yang utama adalah menyediakan modal kerja kepada
industry-industri. Pembangunan biasanya harus di motori oleh pengembangan usaha
baru yang menggunakan cara produksi dan manajemen modern. Mengembangkan
kegiatan ini memerlukan dana. Berarti
dana yang diperlukan terutama berbentuk dana penanaman modal jangka panjang.
Untuk memenuhi keperluan dana untuk membiayai investasi dalam kegiatan modern,
bank komersial dinegara berkembang biasanya diharuskan untuk menyalurkan
pinjaman-pinjam jangka panjang, yaitu pinjaman untuk keperluan penanaman modal.
Disamping itu, pemerintah adakalanya menentukan sector-sektor atau kegiatan
indutsri yang harus didahulukan untuk memperoleh pinjaman semacam itu.
Pernan Kestabilan Perekonomian
Disamping
menggiatkan usaha-usaha untuk menyempurnakan keadaan lembaga keuangan, dan
mempertinggi kemauan menabuang, pemerintah haruslah berusaha untuk menstabilkan
keadaan perekonomian. Masyarakat menabung surplus pendapatannya dengan harapan
memperoleh bunga dan pada awaktu yang sama mengharapkan pula agar nilai
tabungannya tidak mengalami penyusutan. Ini berarti bahwa makin stabil keadaan
ekonomi dan makin tinggi suku bunga yang menarik dapat memperbesar gairah
masyrakat untuk menabung. Dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil nlai tabungan
akan merosot karena bunga yang dibayar tidak sepenunya merupaka pendapatan dari
tabunga tersebut, sebagian merupakan kompensasi dari penyusutan nilai tabungan
yang terjadi. Berarti, tingkat bunga yang relative adalah lebih rendah dari
timgkat bunga yang nominal. Keadaan ini akan mengurangi keinginan masyrakat
untuk menabung.
Dalam
keadaan dmana inflansi tingktnya lebih tinggi dari suku bunga, nilai riil
tabungan ditambah bunganya akan lebih rendah dari nilai riil tabungan tersebut
pada masa permulaan. Keadaan ini akan mengurangi keingginan masyarakat untuk
menabung. Pada waktu yang sama, ketidak stabilan perekonomian akan menyebabkan
kenaikan harga barang-barang yang biasa digunakan sebagai tabungan berupa
benda, yaitu rumah, bangunan lainnya, tanah, barang-barang perhiasan, dan
sebagianya. Untuk mempertahankan nilai tabungannnya masyarakat akan mencairkan
tabungan dalam bentuk harta keuangan untuk membeli barang-barang yang demikian.
Ini merupakan factor penting lainnya yang akan mengurangi keingginan masyarakat
untuk menabung di lembaga-lembaga keuangan. Keadaan yang baru saja tergambar
ini menunjukan betapa pentingnya usaha menstabilkan perekonomian sebagai salah
satu langkah untuk mendorong masyarakat menabung.
Konsumsi Bersifat Kemewahan Perlu
Diawasi
Akhir
kebijakan untuk meningkatkan kemauan masyarakat untuk menabung haruslah
disertai dengan usaha mengurangi konsumsi masyarakat yang bersifat kemewahan (conspicuous consumption). Seperti telah
dikatakan, kenaikan tabungan dinegara berkembang terutama diharapkan dari
golongan kecil masyarakat yang sangat kaya, yang menikmati sebagian besar
pendapatan nasional. kebiasaan konsumsi golongan masyarakat ini sangat
dpengaruhi oleh kebiasaan konsumsi orang-orang kaya di Negara maju. Menurut
ukuran negera berkembang corak konsumsi yang demikan adalah sangat
berlebih-lebihan.hal ini bukan saja dapat mengurangi dana yang dapat digunaka
untuk pembangunan, tetapi juga dapat menimbulkan jurang sosial yang tajam
antara golongan ini dengan sebagian besar anggota masyarakat yang hidup dalam
kemiskinan. Pemerintah dapat mengurangi kecendrungan ini dengan, di satu pihak,
mengenakan pajak yang tinggi terhadap barang-barang mewah yang biasanya
digunakan oleh orang-orang kaya dan lain pihak, memberikan dorongan (insentif)
agar modal yang di tangan golongan masyarakat ini ditanamkan dalam
kegiatan-kegiatan yang produktif.
Menaikan Tabungan
Pemerintah
Tabungan
pemerintah merupakan kelebihan pendpatan pemerintah dari pajak dan sumber-sumber
lainnya, setelah pendapatan itu digunakan untuk pengeluaran rutin. Pendapatan
perintah terutama diperoleh dari pemungutan berbagai jenis pajak. Pajak
penghasilan mempunyai kaitan erat dengan pendapatan perkapita. Makin tinggi
tingkat pendaptan, makin besar tingkat penerimaan pajak. Keadaan ini tidak
sukar untuk mencari sebabnya, makin tinggi pendapatan masyarakat, makin besar
kesanggupan masyarakat untuk membayar pajak.
Pajak sebagai Sumber Pendapatan Pemerintah
Berbagai
jenis pajak yang dipungut pemerintah biasanya dibedakan menjadi 2 golongan
yaitu: pajak langsung ( direct taxes) dan pajak tidak langsung (indirect
taxes). Yang dimaksud dengan pajak langsung adalah pajak yang dikenakan atas
pendapatan rumah tangga, pajak pendapatan perusahaan, dan pajak kekayaan. Pajak
tidak langsung pada umumnya merupakan pajak yang dikenakan kepada para pembeli
yang menggunakan barang dan jasa yang ada dalam masyarakat, seperti pajak
penjualan, pajak impor, dan pajak ekspor.
Di
Negara maju pendaptan pajak terutama diperoleh dari pajak langsung, sedangkan
di Negara berkembang pajak jenis ini mkurang penting perananya. Ada beberapa
factor yang menyebabkan keadaan ini. Terutama disebabkan karena sebagian besar
masyarakat di Negara berkembang mempunyai pendapatan yang sangat rendah. Dengan
demikian kemampuannya terbatas untuk membayar pajak. Disamping itu, kesulitan
administratif untuk menarik pajak dari beberapa golongan masyarakat yaitu:para
petani, para pekerja harian, para pedagang kecil, dan sebagainya sangat
membatasi kemampuan masyarakat untuk membayar pajak langsung. Hal ini
menyebabkan di Negara berkembang pajak tidak langsung merupakan bagian terbesar
dari penerimaan pendapatan pemerintah. Administrasi untuk mengumpulkan
pendapatan dari pajak tidak langsung tidaklah serumit mengumpulkan pendapatan
dari pajak langsung. Karenanya pendapatan Negara dari pajak langsung relatif
kurang penting.
Pajak
tidak langsung dinegara berkembang menghasilkan pendapatan pajak yang cukup
besar. Pendapatan dari pajak ini antara lain diperoleh dari kegiatan
perdagangan luar negeri, yaitu berupa pajak ekspor dan impor. Penerimaan yang
besar tersebut terutama datang dari pajak impor dan pajak pnjualan. Negra
berkembang mengenakan pajak impor yang tinggi dengan maksud mengurangi kecendrungan
masyarakat untuk mengimpor barang-barang mewah, melindungi industry-industri
dalam negeri dan menjaga kestabilan neraca pembayaran. Pada waktu yang sama
kebijakan ini mungkin pemerintah mendapat pendapatan yang cukup besar.
Beberapa Kebijakan untuk Menaikan
Pendapatan dari Pajak
Sebagai
salah satu kebijakan untuk mempercepat proses pembangunan perlulah dilakukan
usaha untuk meningkatkan tabungan pemerintah. Tujuan hal ini hanya dapat di
capai apabila tingkat pertambahan pendapatan pemerintah berkembang lebih cepat
dari tingkat pengeluaran rutin pemerintah. Dari taun ke tahun, sebagai akibat
pembangunan, pendapatan pemerintah akan mengalami kenaikan. Tetapi pada waktu
yang sama pengeluaran pemerintah akan bertambah pula. Oleh karenanya tingkat
tabungan pemrintah hanya akan bertambah bila tingkat pertambahan penerimaan
pemerintah lebih besar dari tingkat pengeluaran. Kebijakan meningkatkan
pendapatan pemerintah dapat dilaksanakan dengan menjalankan dua langkah
berikut: (i) mencari sumber penerimaan pajak yang baru; dan (ii) memperbaiki
administrasi pungutan pajak.
Syarat untuk Menaikan Pendapatan Pajak
Langsung
Di
Negara berkembang masih terdapat kemungkinan untuk menaikan penerimaan
pemerintah dari pajak langsung, terutama dari pajak pendapatan dan pajak
kekayaan. Harus diakui bahwa meningkatkan penerimaan pemerintah dari sumber
tersebut akan menghadapi berbagai kesulitan. Untuk dapat memungut pajak
pendapatan dan pajak kekayaan dengan baik beberapa syarat tertentu harus dipenuhi,
yaitu: perekonomian merupakan ekonomi
uang (money economy), perusahaan-perusahaan sudah sedemikan maju sehingga
memiliki catatan keuangan yang lengkap, kejujuran, dan efesiensi administrasi
pajak perlru di tingkatkan, dan sikap masyarakat sedemikian rupa sehingga
pemungutan pajak atsa orang-orang kaya dan berpengaruh dapat dilakukan. Di
banyak Negara berkembang syarat-syrat ini banyak yang belum dapat dipatuhi dan
mengakibatkan pendapatan pemerintah dari pajak langsung belum dapat mencapai
sebesar potensi yang ada. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa kebijakan
mengumpulkan pendapatan pemerintah dari pajak langsung perlu mengatasi
masalah-masalah di atas agar pendapatan pajak langsung dapat ditingkatkan.
Meningkatkan Penerimaan Pajak Dari Sector
Pertanian
Salah
satu langkah untuk mengatasinya adalah menciptakan suatu system perpajakan yang
sesuia agar pendapatan pajak daroi sector pertanian, yang merupakan sector
terbesar di Negara berkembang, dapat di tingkatkan. Ada dua pilihan yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan ini. Yang pertama adalah mengenakan pajak tanah
yang dimiliki. Tanah-tanah pertanian dapat dipajak tanpa memandang apakah tanah
tersebut ditanami atau tdak. Pemajakan seperti ini dapat menjadi pendorong
untuk menggunakan tanah-tanah yang pada mulanya tidak digunakan. Maka pajak
seperti itu bukan saja akan menambah pendapatan pemerintah, tetapi juga
Cara
yang kedua adalah mengenakan pajak atas hasil dari tanah tersebut. Apabila para
petani diharuskan menjual hasil-hasil mereka kepada badan pemasaran pemerintah,
pajak yang dikenakan dapat dibuat dalam bentuk membayar hasil-hasil tersebut
dengan harga yang lebih murah dari pada harga pasar. Pada waktu menjual
hasil-hasil itu kembali menurut harga pasar, badan pemasaran pemerintah tersebut
telah membantu pemerintah mengumpulkan pajak dari sector pertanian dalam bentuk
barang, yaitu mengambil sebagian dari produksi yang dihasilkan para petani.
Pengalaman di cina,Taiwan,dan korea menunjukan bahwa tigkat pajak yang lebih
tinggi terhadap sector pertanian dapat diperoleh apabila pajak dikumpulkan
dalam bentuk hasil produksi dan bukan berupa uang. Dengan mengumpulkan pajak
dalam bentuk barang, pemerintah mengatasi masalah pemasaran hasil pertanian dan
mengurangi beban petani untuk untuk menjual kelebihan produksinya. Apabila
hasil-hasil para petani merupakan bahan ekspor, pajak atas hasil tersebut dapat
dikenakan dengan menciptakan pajak ekspor.
Meningkatkan Penerimaan dari Pajak Kekayaan
Satu
jenis pajak langsung lain yang masih dapat diharapkan untuk menaikan pendapatan
pemerintah dari pajak adalah pajak kekayaan. Pajak seperti ini dapat dikenakan
kepada kekayaan seseorang yang berupa tanah, rumah dan bangunan. Disamping menaikan
pendapatan pemerintah dari pajak, pungutan pajak tersebut dapat pula digunakan
sebagai kebijakan untuk memeratakan distribusi pendapatan dan untuk mengurangi
kecendrungan masyarakat melakukan penanaman modal yang spekulatif. Walaupun (i)
memungut pajak kekayaan dari masyarakat dapat memberikan beberapa sumbangan
penting untuk pembangunan, dan (ii) potensi untuk mengumpulkan pendapatan
permerintah dari pajak jenis ini cukup besar, di Negara berkembang ia belum
diperkenalkan secara meluas. Ia belum begitu penting artinya dalam struktur
perpajakan di Negara-negara tersebut. Tantangan tekanan politik dari tuan-tuan
tanah dan orang orang kaya di kota-kota, yang biasanya memegang kekuasaan
politik penting dalam masyarakat, merupakan sebab penting yang menghalangi
pemungutan pajak kekayaan yang efektif. Sebab lainnya adalah kesukaran
menetukan nilai kekayaan yang dimiliki seseorang untuk dikenakan pajak.
Meningkatkan Penerimaan dari Pajak
Perusahaan
Satu
sumber penting lain pendapatan pemerintah dari pajak langsung adalah pajak pendapatan
perusahaan. Dinegara berkembang terbatasnya sector modern menyebabkan pajak ini
relative kurang penting peranannya dalam keseluruhan pendapatan pemerintah kalau
dibandingkan dengan peranannya dinegara maju. Dari perspektif jangka panjang,
kebijakan menaikan pendapatan pemerintah perlu dipkirkan. Tetapi, dalam jangka
pendek usaha untuk menambah pendapatan pemerintah tidak boleh terlalu banyak
diarahkan kepada kenaikan pajak perusahaan karena kebijakan seperti itu akan
mempengaruhi keinginan perusahaan-perusahaan untuk melakukan perluasan usahanya
dan penanaman modal baru. Usaha menaikan pendapatan pemerintah dari perpajakan
haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari akibat buruk yang
sangat mempengaruhi gairah para pemilik modal menanam modal mereka. Hal ini akan
dibicarakan lebih lanjut kemudian. Disini cukuplah ditekankan bahwa prinsip
tersebut terutama harus diperhatikan dalam menciptakan system pajak pendapatan
perusahaan. Salah satu kebijakan penting dalam pembangunan ekonomi adalah
mengembangkan sector modern, terutama sector industry. Kebijakan ini hanya
dapat dicapai terutama dengan melakukan penanaman modal yang maksimal. Berbagai
macam perangsang perlu diberikan pemerintah, diantaranya adalah memberikan
berbagai kelonggaran dalam kewajiban untuk membayar pajak pendapatan perusahaan,
seperti misalnya memberikan pembebasan sementara pajak pendapatan (tax
holidays), tidak mengenakan pajak atas keuntungan yang ditanamkan kembali, dan
memperkenankan mempercepat depresiasi modal.
Meningkatkan pendapatan dari pajak tidak langsung
Dibanyak
Negara berkembang pajak tidak langsung masih tetap memegang peran penting
sebagai sumber pendapatan pemerintah dari perpajakan sebab berlakunya
kecendrungan ini telah dijelaskan dimuka, yaitu Karena administrasi pajak tidak
langsung lebih sederhana, pemungutan dapat dengan mudah dilakukan, dan efek
negative terhadap keinginan menanamkan modal terbatas. Disamping itu, beberapa
jenis pajak tidak langsung seperti pajak impor- yang merupakan pajak tidak
langsung penting- dapat digunakan sebagai alat kebijakan pemerintah untuk
mencapai tujuan lain, yaitu untuk memperbaiki neraca pembayaran dan mengurangi
kecendrungan masyarakat untuk mengimpor. Selain factor ini dapat pula
ditambahkan bahwa memperkenalkan pajak seperti ini mengurangi resitensi
golongan masyarakat kaya dan berkuasa. Pada tahun-tahun mendatang rasanya
Negara berkembang masih akan tetap mengusahakan peningkatan sumber-sumber
keuangannya daro mengubah struktur pajak tidak langsung atau memperbaiki cara
memungut pajak tersebut.
Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Pemungutan Pajak
Adminsitrasi
pemungutan pajak dapat memberikan sumbangan penting lainnya dalam meningkatkan
pendapatan pemerintah dari pajak. Untuk mempertinggi efesiensi administrasi
pemungutan pajak, kegiatan pengumpulannya haruslah disesuaikan dengan keadaan
setempat. Dalam hal ini perlulah diadakan koordinasi antara permusuhan struktur pajak
dan administrasi dapat dilaksanakan secara efesiensi dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Struktur pajak yang sukar diadministrasi tidak akan memberikan
pendapatan pajak yang diharapkan. Begitu juga, struktur pajak yang secara administrative
kurang teknis menyebabkan masyarakat mudah menghindarkan diri dari membayar
pajak (tax evasion) dan ini akan mengurangi pendapatan pemerintah dari pajak.
Administrasi pajak yang baik haruslah paling sedikit dapat mengurangi
kemungkinan melarikan diri dari membayar pajak, tidak memberikan kesempatan
kepada para pemungut pajak untuk korup dan sistemnya dimengerti masyarakat sehingga
mereka dapat menghitung sendiri pajak yang wajib dibayar.
Perpajakan dan Perangsang untuk Melakukan
Investasi
Dalam
merumuskan kebijakan perpajakan yang sesuai demi mempercepat pembangunan
ekonomi, disamping merumuskan kebijakan yang dapat menaikan tabungan pemerinta,
kebijakan tersebut harus pula berusaha agar kebijakan yang dijalankan toidak
akan mengurangi animo untuk menabung dan menanamkan modal. Kebijakan pemungutan
pajak tidak lah harus ditunjukan khusus untuk menaikan pendapatan pemerintah.
Disetiap Negara pemungutan pajak mempunyai banyak tujuan lain,yaitu untuk lebih
meratakan distribusi pendapatan, mengurangi tingkat konsumsi masyarakat atas
beberapa jenis barang tertentu, meningktakan tabungan yang dapat digunakan
untuk penanaman modal dan mempengaruhi corak penanaman modal.
Diantara
tujuan-tujuan tersebut ada yang sejalan dengan tujuan untuk menaikan pendapatan
pemerintah dan ada pula yang bertentangan dengan tujuan tersebut. Misalnya ,
tujuan menikan pendapatan dari pajak dengan menaikkan pajak kekayaan adalah
sejalan dengan tujuan untuk memeratakan distribusi pendapatan. Begitu juga,
menaikan pajak kekayaan sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan dari pajak
adalah sejalan dengan tujuan untuk menaikan tingkat penanaman modal apabila
pajak kekayaan tersebut akan mengurangi kecendrungan masyarakat melakukan
penanaman modal yang bersifat spekulatif.
Tetapi
sebaiknya, kadangkala kebijakan untuk mengumpulkan lebih banyak pendapatan dari
pajak dapat mengurangi gairah masyarakat untuk mempertinggi tabungan dan
melakukan penanaman modal. Kenaikan dalam pajak ekspor akanmengurangi penanaman
modal disektor ini. Apabila pajak atas bahan-bahan baku impor dipertinggi,
ongkos produksi akan naik dan keuntungan akan turun. Oleh karenanya penanaman
modal akan berkurang. Apabila pemerintah menaikan pajak, dan kenaikan pajak
tersebut dibayar dibayar dengan bukan mengurangi konsumsi tapi mengurangi
tabungan dan penanaman modal, efeknya keoada pembangunan adalah negative.
Contoh-contoh yang baru dikemukakan ini menunjukan bahwa kenikan pajak,
walaupun menaikan pendapatan pemerintah, akan mengurangi gairah menabung dan melakukan
investasi. Akibat buruk seperti ini hendaklah dihindari dalam mengusahakan
peningkatan pendapatan pemerintah dari pemungutan pajak. Supaya kebijakan
menaikan pendapatan pemerintah dari perpajakan memberikan sumbangan yang
maksmal kepada pembangunan, kebijakan tersebut haruslah mengusahakan pula agar
: (i) penanaman modal yang bersifat spekulatif dapat dikurangi, (ii) tingkat
konsumsi masyarakat dapat dikendalikan dan tidak berlebihan, (iii) meningkatkan
gairah masyarakat untuk menabung,(iv) suasana yang merangsang masyarakat untuk
lebih banyak memanam modal tidak terpengaruhi secra negative, dan(v) memberikan
sumbangan yang positif kepada usaha untuk pemerataan pendapat.
Anggaran Belanja Defisit
Sebagai Cara Pengerahan Modal
Walaupun
sejumlah usaha telah dirancang dan dilaksanakan untuk menaikan pendapatan
pemerintah, kebanyakan Negara berkembang acapkali masih menghadapi masalah
ketidak cukupan tabungan dibandingkan dengan keperluan dana untuk membiayai
proyek-proyek. Maka sebagai tambahan, pemerintah harus menempuh kebijkan lain
untuk menutupi kekurangan tersebut.
Menaikan Tabungan Pemerintah Melalui
Penghematan
Sampai
pada tingkat tertentu kekurangan pemerntah dapat diatasi dengan mengadakan
penghematan dalam berbagai jenis pengeluaran rutin. Salah satu langkahumum yang
dilakukan adalah mengurangi subsidi kepada perusahaan pemerintah, termasuk
perusahaan-perusahaan vital seperti perusahaan air minum,listrik, dan angkutan
kereta api. Kebijakn yang biasanya ditempuh adalah mengharuskan perusahaan-perusahaan
tersebut berdiri sendiri tanpa bantuan pemerintah. Perusahaan haruslah dapat
menjalankan dan mengembangkan usahanya dari pendapatan yang diperoleh dari
jasa-jasa yang diberikan. Kebijakan lain ialah mengurangi pengeluaran untuk
petahanan, pendirian perkantoran mewah, dan sebagainya.peru sekali ditekankan
disini bahwa kebijakan menekan belanja rutin hanya dapat dilaksanakan hingga ke
suatu tingkat tertentu.apabila kingkat tersebut dilampaui ia akan menghambat
laju pembangunan. Penghematan pengeluaran rutin yang terlalu besar akan
menimbulkan akibat buruk kepada masyarakat dan kegiatan pembangunan karena
langkah itu akan menurunkan efisiensi administrasi pemerintah. Pada umumnya
kebijakan penghematan tersebut tidak dapat memberikan sumabangan yang berarti
dalam mengusahakan kenaikan tabungan pemerintah.
Sumber Pembiayaan Anggaran Belanja
Defisit
Seperti
telah disinggung dalam pendahuluan bab ini, kekurangan dana untuk membiayai
program pembagunan terurama hanya dapat dipenuhi dengan meminta bantuan luar
negeri atau melakukan anggaran belanja deficit. Dalam bagian ini akan ditelah
secara lebih mendalam mengenai anggaran belanja deficit sebagai kebijakan untuk
menutupi kekurangan biaya pembangunan.
Apabila
suatu Negara mengambil langkah kebijakan anggaran belanja deficit, maka deficit
tersebut dapat dibiayai dari sumber-sumber pembiyaan berikut : (i) meminjam
dari masyarakat, lembaga-lembaga keuangan luar bank komersial (bank tabungan,
perusahaan asuransi, pasar modal dan sebagaiinya.), bank-bank komersial dan
bank sentral; dan (ii) mencetak uang. Memperbesar dana untuk pembangunan dengan
meminjam dari bank-bank komersial dan bank sentral atau mencetak uang dapat
menimbulkan inflansi. Oleh sebab itu, pengerahan dana pembangunan yang demikian
dinamakan sebagai tabungan paksa (forced saving). Meminjam dari masyarakat dan
badan-badan keuangan diluar bank komersil tidak akan menimbulkan inflansi
karena pinjaman tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat. Pinjaman itu
sendir merupakan suatu proses pemindahan daya beli dari tangan masyarakat ke
tangan pemerintah. Dengan demikian pinjaman tersebut tidak akan menimbulkan
daya beli baru dalam masyarakat. Sedangkan pinjaman dari bank-bank komersial
dan bank sentral, dan mencetak uang, merupak suatu penciptaan daya beli baru
yang akan menaikan keseluruhan pemerintaan masyarakat. Apabila tambahan
permitaan yang disebabkan oleh penciptaan daya beli baru ini dapat dipenuhi
oleh kenaikan dalam penawaran barang-barang, kenaikan harga akan terjadi.
Cara
yang dilakukan pemerintah untuk meminjam dari berbagai sumber pinjaman diatas
yaitu dari masyarakat dan badan-badan keuangan adalah dengan menjual
surat-surat berharga pemerintah yang berupa pinjaman jangka panjanh dalam
bentuk obligasi atau bound. Apabila tidak terdapat paksaan dari pemerintah,
sampai di mana keberhasilan pemerintah meminjam dari berbagai sumber tersebut tergantung kepada akseptasi
masyarakat terhadap surat-surat berharga tersebut sebagai suatu bentuk
penabungan dan penanaman modal. Masyarakat dan badan-badan keuangan baru akan
membeli surat-surat pemerintah apabila tingkat bunganya paling sedikit sama
sama menariknya dengan tabungan dan penanaman modal yang lain. Biasanya
pemerintah tidak mempunyai kesanggupan untuk menawarkan tingkat bunga yang
tinggi. Oleh sebab itu, menamkan modal
dengan membeli surat-surat berharga pemerintah tidaklah selalu menjadi pilihan
utama masyrakat dan badan keuangan. Ini menyebabkan pemerintah mengalami
kesulitan untuk menjual surat-surat berharganya yang bersifat pinjaman jangka
panjang. Apabila pemerintah menghadapi masalah ini, pemerintah dapat membuat
peraturan yang mengharuskan badan-badan keuangan, terutama bank komersial dan
bank sentral membelinya.
Cara
paling mudah yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi deficit
anggaran belanjanya adalah dengan mencetak uang. Pemerintah dapat memperoleh
dana yang diperlukan dengan cepat dan jumlah yang diingini. Tetapi, dinegara
berkemabang mengatasi maslah kekurangan dana pembangunan dengan cara ini adalah
cara yang paling mudah menimbulkan inflansi.
Kelemahan Anggaran Belanja Defisit
Dalam
analisis makro ekonomi, anggaran belanja deficit merupakan kebijakan yang perlu
dijalankan apabila perekonomian menghadapi masalah pengangguran serius.
Kebijakn itu didasrkan pada anggapan bahwa dalam masyarakat terdapat
pengangguran dalam berbagai jenis factor produksi. Factor-faktor produksi ini
menganggur karena ketiadaan pembelian barang-barang yang dapat mereka
produksikan. Ini berarti, menurut teori tersebut kegiatan ekonomi tidak mencapai
tingkat yang tinggi karena adanya kekurangan permintaan agregat dalam
masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menciptakan pertambahan permintaan
masyarakat dengan membuat pengeluaran yang lebih besar dari penerimaan.
Pengeluaran yang bertambah tersebut akan menambah pendapatan masyarakat dan
selanjutnya pendapatan yang bertambah ini akan memperbesar tingkat kegiatan
ekonomi dan mengurangi pengangguran. Sebagai akibat proses multiplier,
perluasan kegitaan ekonomi dan tingkat kesempatan kerja yang akhirnya tercipta
akan jauh lebih besar dari pada yang diciptakan oleh deficit dalam anggaran
belanja pemerintah pada tahap awal.
Keadaan
seperti diatas belum tentu akan terjadi di Negara berkembang. Memang, apabila
dibandingkan dengan negara maju, masalah pengangguran tenga kerja di Negara
berkembang jauh lebih serius. Tetapi, para penganggur tersebut terutama terdiri
dari tenaga kerja yang tidak mempunyai keahlian. Di Negara maju para penganggur
merupakan tenaga berpengalaman dalam kegiatan modern. Disamping itu mereka juga terdiri dari
tenagai entrepreneur, tenaga ahli industry, dan tenaga berpendidikan lainnya.
Dan yang lebih penting lagi, kenaikan produksi yang dapat mengimbangi
pertambahan permintaan yang diakibatkan oleh deficit dalam anggaran belanja
pemerintah hanya akan dapat dipenuhi apabila dalam masyarakat terdapat
pengangguran dalam barang-barang modal yang cukup besar. Keadaan ini didapati
di Negara maju.
Berdasarkan
pada corak masalah pengangguran yang dihadapi negra berkambang dapatlah dikatakan
bahwa corak pengangguran yang dihadapinya tidak sesuai dengan corak
pengangguran yang akan dapat manjamin terciptanya petmbahan produksi yang
ceoat, apabila diperlukan. Karena itu, dikebanyakan Negara berkembang tingkat
kegiatan ekonomi tidak dapat dirangsang dengan hanya menggunakan kebijakan
memperbesar permintaan masyarakat melalui pengeluaran pemerintah yang lebih
besar dari penerimaan. Dinegrara-negara ini menambah permintaan masyarakat
secra demikian tidak akan diikuti oleh kenaikan produksi yang berarti. Oleh
karenanya deficit anggran belanja pemerintah akan menimbulkan masalah kelebihan
permintaan dan selanjutnya akan timbul masalah inflansi.
Selain
karena ketidak mampuan sector dalam negeri memenuhi kenaikan permintaan yang
diakibatkan oleh deficit anggaran belanja pemerintah, masalah inflansi akan
bertambah buruk lagi apabila kenaikan permintaan tersebut menimbulkan pula
ketidakseimbangan di sector luar negeri. Umumnya Negara berkembang menghadapi masalah
neraca pembayaran, karena terdapat kecendrungan pengeluaran untuk mengimpor dan
aliran modal keluar negeri yang lebih besar dari pendapatan ekspor dan aliran
masuk modal. Pertambahan permintaan akan menaikan permintaan atas barang-barang
buatan dalam negeri maupun luar negeri. Kenaikan permintaan yang belakangan ini
akan menyebabkan impor naik, sedangkan pendapatan ekspor pada umunya tidak
dapat mengimbangi kenaikan tersebut. Oleh karenanya deficit dalam anggaran
belanja pemerintah berkecendrungan memperburuk ketidak seimbangan neraca
pembayaran dan menaikan harga valuta asing. Keadaan seperti ini akan menaikan
harga barang-barang impor dan menimbulkan inflansi ( yang bersumber dari harga
kenaikan harga barang-barang impor).
Melaksanakan Anggaran Belanja Defisit
Tanpa Inflansi
Uraian
diatas jelas menunjukan bahwa, disbanding dengan Negara maju,di Negara
berkembang deficit dalam anggaran belanja pemerintah lebih murah menimbulkan
inflansi. Akan tetapi tidak berarti bahwa deficit dalam anggaran belanja pemerintah
akan selalu berujung pada inflansi. Di Negara berkembang masih terdapat
kemingkinan menerapkan anggaran belanja pemerintah secara deficit tanpa
menimbulkan inflansi, yaitu apabila salah satu atau gabungan dari beberapa
syarat yang diuraikan dibawah ini dipenuhi.
Pertama,
deficit yang terjadi terutama dibiayai oleh peminjaman dari masyarakat dan
lembaga-lembaga keuangan diluar bank komersial dan bank sentral. Kebijakan
seperti ini perlu ditempuh apabila dirasa bahwa masyarakat memiliki tabungan
yang tidak dapat digunakan secra efektif dan dengan mudah dapat ditarik dengan
menwarkan tingkat bunga yang menarik. Seperti telah dikatakan, penggunaan
tabungan masyarakat untuk membiayai deficit anggaran belanja pemerintah
merupakan suatu pemindahan daya beli dari tangan masyarakat ke tangan
pemerintah. Oleh sebab itu deficit tidak akan menimbulkan kenaikan pengeluaran
agregat yang berlebihan, yaitu keadaan dimana jumlah keseluruhan permintaan
masyrakat melebihi kesanggupan masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dalam keadaan seperti ini inflansi tidak berlaku.
Kedua,
secara umum dapat dikatakan bahwa di Negara berkembang kegiatan pembangunan
dalam setengah abad belakang ini telah menyebabkan mereka sanggup menyediakan
tenaga ahli, tenaga berpendidikan, tenaga usahawan atau entrepreneur dan
barang-barang modal yang cukup besar. Ini berarti kini Negara berkembang telah
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk memenuhi pertambahan permintaan yang
ditimbulkan oleh pertambahan daya beli yang diciptakan oleh deficit dalam
anggaran belanja pemerintah. Dalam keadaan seperti ini pemerintah dapat
melakukan anggaran belanja deficit dengan meminjam kepada bank-bank komersial
atau bank sentral, ataupun dengan mencetak uang baru, tanpa menimbulkan inflansi.
Tetapi, kebijakan itu harus dijalankan dengan hati-hati. Deficit jangan sampai
meniadakan kesanggupan menambah produksi. Sesudah tingkay ini, apabila
kebijakan membiayai pembangunan secara deficit diteruskan, kenaikan harga-harga
akan terjadi.
Ketiga,
anggaran belanja pemerintah secara deficit dapat juga dijalankan apabila
cadangan valuta asing cukup besar atau pendapatan ekspornya jauh melebihi
pengeluaran impor. Keadaan ini memungkinkan dilakukannya pertambahan impor
tanpa mengganggu kestabilan nilai mata uang asing. Maka, kenaikan harga
barang-barabf impor tidak akan timbul. Disamping itu, kenaikan impor akan dapat
memenuhi petambahan permintaan yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah
yang melebihi pendapatannya.
Akhirnya,
walaupun deficit dalam anggaran belanja pemerintah telah menimbulkan tekanan
inflansi yaitu adanya gejala-gejala yang menunjukan bahwa harga-harga akan
naik, inflansi masih dapat dielakan apabila pemerintah sanggup mengendalikan
harga dan upah secara efektif. Kebijakan pengendalian harag haruslah berarti
bahwa dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang penting tidak akan terjadi kenaikan
harga dan tuntutan kenaikan gaji dan upah dapat ditekan. Untuk dapat
melaksanakan kebijakan ini dengan sukses haruslah terdapat system adm pengendalian
harga yang sempurna, secara keseluruhan tingkat efisiensi adm pemerintah tinggi
dan masyarakat tidak melakukan kegiatan spekulatof. Adakah pemerintah akan
berhasil dengan kebijakannya ini? Hal ini seperti jarang terjadi. Oleh karena
itu,di banyak Negara berkembangsukar sekali menahan tekanan inflansi dengan
menggunakan kebijakan pengendalian harga.
INFLANSI DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI
Walaupun
pembangunan dibiayai dengan cara pembiayaan deficit merupakn salah satu jalan
ke luar yang palin mudah untuk menutupi kekurangan dana pembangunan, namun
Negara berkembang pada umumnya enggan menjalankan kebijakan seperti itu. Mereka
mempunyai tekad untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang cepat tanpa masalah
inflansi. Kebijakan pembangunan seperti ini didasarkan kepada keyakinan bahwa
inflansi bukan saja akan menimbulkan berbagai akibat buruk kepada masyarakat,
tetapi juga dapat menghambat lajunya pembangunan.
Bertentangan
dengan keyakinan ini, hingga ke decade 1980-an ada beberapa Negara yang tidak
berusaha menghindari maslah inflansi dalam membangun perekonomian mereka.
Kebijakan ini didasarkan pada keyakinan bahwa inflasi adalah sesuatu hal yang
tidak dapat dielakkan dalam pembangunan. Dengan demikian dikalangan para
perencana pembangunan ekonomi, terutama para perencana pembangunan ekonomi di
amerika latin, terdapat suatu pertentangan pendapat ini dikenal sebagai ‘perdebatan
di antara golongan moneteris dan strukturalis’ atau the monetarist controversy
Pandangan Golongan Moneteris
Golongan
moneteris menganggap bahwa inflansi disebabkan oleh kelebihan dalam penawaran
uang dan permintaab agregat masyarakat. Pandangan ini sejalan dengan pandangan
teori kponvensional, yaitu apabila permintaan terus bertambah, sedangkan
kapasitas untuk memproduksikan barang-barang telah mencapai tingkat maksimal
berarti penawaran tidak dapat lagi di tambah lagi maka inflansi akan terjadi.
Menurut golongan moneteris, inflansi yang terjadi di Negara berkembang juga
mempunyai sifat yang demikian. Keinginan ini untuk mempercepat lajunya pembangunan
telah mendorong Negara berkembang untuk melaksanakan ekspansi moneter yang
berlebihan. Ekspansi moneter tersebut terutama ditunjukan untuk membiayai
anggaran belanja pemerintah. Disamping
itu, ekspansi dilakukan untuk menyediakan lebih banyak pinjaman kepada para
pengusaha. Kebijakan yang demikian akan memperbesar keseluruhan permintaan
masayrakat dan apabila Negara yang menjalankannya tidak sanggup memperbesar
penawaran barang-barang, kelabihan permintaan akan menaikkan harga, dan
selanjutnya inflansi akan timbul.
Golongan
moneteris tidak menyetujui kebijakan yang demikian dilaksanakan dan menyarankan
agar kebijakan mempercepat pembangunan dijalankan bukan dengan ekspansi moneter
tetapi dengan menyalurkan tabungan yang ada dalam masyarakat dan badan-badan
keuangan kepada pemerintah dan para pengusaha. Menurut golongan moneteris,
pemerintah harus berusaha agar kebijakan deficit anggaran belanjanya tidak
dibiayai dengan mencetak uang atau meminjam kepada system bank. Dan sebaliknya,
untuk membiayai pembangunan, yang harus dilaksanakan adalah menaikan tabungan
pemerintah dengan mengadakan perombakan dalam system perpajakan. Selain itu,
bank-bank komersial haruslah diawasi agar tidak menjalankan pinjaman yang
berlebihan. Dengan menjalankan kebijakan seperti itu pembangunan ekonomi dapat
mencapai sasaran tanpa disertai inflansi.
Pandangan Golongan Strukturalis
Golongan
strukturalis pada hakikatnya berpendapat bahwa inflansi di Negara berkembang
disebabkan oleh kelemahan dalam struktur ekonomi. Menurut golongan
strukturalis, walaupun dalam masyarakat tidak terdapat ekspansi moneter,
inflansi dapat juga terjadi, ia bersumber dari ketidak mampuan sector-sektor
produktif untuk mengembangkan produksi dengan cepat dan sesuai dengan yang
diperlukan oleh perubahan-perubahan dalam permintaan. Sector yang paling tidak
mampu menambah produksi untuk memenuhi pertambahan permintaan atas
barang-barang yang dihasilkan adalah sector pertanian. Penduduk yang
terus-menerus bertambah, dan perpindahan penduduk dari daerah pertanian ke
kota-kota untuk bekerja di sector industry, akan menaikan permintaan atas bahan
makanan. Rendahnya tingkat produktivitas, dan beberapa factor lain yang
menghambat perkembangan sector pertanian, tidak memungkinkan sector itu untuk
memenuhi permintaan yang bertambah. Sebagai akibatnya harga bahan makanan akan
naik. Ini akan menimbulkan tututan untuk menaikan tingkat upah disektor
industry dan selanjutnya menaikkan biaya produksi. Maka harga barang industry
akan mengalami kenaikan pula.
Sector
lain yang dapat menimbulkan masalah inflansi adalah sector ekspor. Seperti
telah dimaklumi, dinegara berkembang biasanya sector ini mengalami perkembangan
yang sangat lambat dan tidak berlangsung terus tetapi selalu mengalami keadaan
naik turun (fluktuasi). Perkembangan ekspor seperti ini menyebabkan ia tidak
dapat menghasilkan valita asing yang cukup untuk membiayai impor yang biasaynya
berkembang lebih cepat dari ekspor.
Beberapa kebijakan akan dilakukan untuk mengatasi ketidak seimbangan ini, yaitu
dengan memberlakukan kebijakan subsitusi impor, mempertinggi pajak impor
beberapa jenis barang tertentu serta mengawasi dan mengontrol jual beli valuta
asing. Kalau kebijakan-kebijakan ini belum dapat mengatasi ketidak seimbangan
dalam sector luar negri, sebagai langkah terakhir, kebijakan menurunkan nilai
mata uang (devaluasi) biasanya akan diambil. Berbagai tindakan ini akan
manaikan harga barang-barang luar negeri dan menjadi sumber munculnya inflansi.
Berdasarkan
kepada kemungkinan timbulnya inflansi seperti yang baru digambarkan ini,
golongan strukturalis berpendapat bahwa sumber inflansi bukanlah sebagai akibat
dari ekspansi moneter, tetapi karena pada umunya perekonomian Negara berkembang
tidak sanggup memenuhi tambahan permintaan yang berlaku sebagai akibat dari
perkembangan ekonomi. Dalam menghadapi masalah inflansi seperti itu, golongan
strukturalis tidak setuju dengan kebijakan yang diusulkan oleh kaum moneteris,
yaitupemerintah harus mengekang diri dari penerpan ekspansi moneter melalui
deficit anggaran belanja dan kebijakan yang diusulkan oleh kaum moneteris,
yaitu pemerintah harus mengekang diri dari penerapan ekspansi moneter melalui
difisit anggaran belanja dan kebijakan moneter yang longgar. Menurut golongan
moneteris seperti yang telah dijelaskan, kebijakan pembangunan tidak boleh
dijalankan dengan ekspansi moneter yang berlebihan. Hal itu akan memperburuk
inflansi dan dalam jangka panjang menghambat lajunya pembangunan dan
memperburuk masalah pengangguran. Apabila inflansi yang disebabkan oleh kelemahan
struktur ekonomi Negara berkembang harus diperangi dan dikekang, pemerintah
harus berusaha mengahapuskan deficit dalam anggaran belanjanya, dan ini akan
mengurangi kemampuan pemerintah untuk melaksanakan proyek pembangunan. Demikian
juga, apabila kebijakan moneter harus diperketat, para pengusaha akan
menghadapi kesulitan memperoleh dan untuk membiayai kegiatan memproduksi dan
penanaman modal.
Pandangan Umum Ahli-ahli Ekonomi
Walaupun
disadari bahwa inflansi dapat memberikan beberapa sumbangan positif kepada
pembangunan ekonomi, banyak ahli-ahli ekonomi yang tidak menyetujui pelaksanaan
kebijakan mempercepat pembangunan dengan menggunakan ekspansi moneter yang
berlebih-lebihan sehingga menimbulkan masalah inflansi. Mereka berpendapat
bahwa berbagai pengaruh buruk yang akan diakibatkan oleh inflansi terhadap
pembangunan ekonomi melebihi sumbangannya. Pertama, inflansi akan mengurangi
gairah masyarakat untuk menabung, karena nilai rill tabungan akanmengalami
penyusutan. Untuk menghindari kerugian yang diakibatkan oleh kenaikan
harga-harga, mereka akan mempertinggi tingkat konsumsi sehingga dapat membeli
dan menyimpan barang-barang yang dapat digunakan di masa yang akan datang.
Penurunan tabungan tersebut juga disebabkan karena masyarakat mengubah cara penabunganya,
dari tabungan dalam badan-badank keuangan atau dalam bentuk surat-surat
berharga menjadi dalam bentuk barang-barang tahan lama yang diharapkan akan
mengalami pertambahan nilai yang dapat mengimbangi tingkat kenaikan harga-harga
umum.
Pendapat
yang mengatakan bahwa inflansi akan memperbesar tabungan para pengusaha dan
pemilik modal tidak selalu benar. Dalam inflansi yang lajunya sangat perlahan
mungkin keadaan seperti itu berlaku. Tetapi dalam inflansi yang sangat cepat
nilai riil tabungan pengusaha seperti tabungan masyarakat, juga akan mengalami
penyusutan. Tambahan pula, inflansi akan mengubah corak penanaman modal.
Kegairahan para pemilik modal dan pengusaha inovatif untuk menanam modal di
sector produktif yang pengembalian modalnya memakan masa yang lama, akan
berkurang. Sebaliknya, penanaman modal yang bersifat spekulatif yang biasanya
berupa membeli tanah, membangun rumah mewah, dan menyimpan perhiasan menjadi
semaki luas.
Inflansi
menyebabkan penurunan pendapatan riil para penerima pendapatan tetap, seperti
pegawai negeri, pegawai perusahaan swasta, dan para pensiunan. Oleh sebab itu,
pengerahan modal dengan menciptakan inflansi dinamakan tabungan paksa, karena
para penerima pendaptan ‘terpaksa’ menerima pendapatan rill yang terus menerus
turun. Penyesuian pendapatan kadang-kadang dilakukan untuk mempertahankan nilai
riil pendapatan masyarakat, akan tetapi hal ini tidak selalu dapat menghapuskan
penyusutan nilai pendapatan masyarakat, akan tetapi hal ini tidak selalu dapat
menhapuskan penyusutan nilai pendapatan riil yang disebabkan inflansi. Para
petani umumnya juga menhadapi masalah semacam itu. Mereka menjual hasi
pertanian pada masa panen. Pada waktu itu harga barang pertanian relative
murah. Dalam beberapa waktu kemudian mereka akan memveli kembali sebagian
bahan-bahan petanian yang telah mereka jual, dank arena inflansi harga-harganya
akan jauh lebih tinggi dari harga-harga yang berlaku pada masa panen.
Inflansi
dan Pembangunan: Bukti Empiris
Pembangunan
ekonomi yang telah berlangsung di Negara maju maupun Negara berkembang tidak
memberikan gambaran yang seragam mengenai kaitan antara inflansi dan
pembangunan ekonomi. Dibeberapa Negara inflansi yang realtif cepat diikuti
dengan pertumbuhan yang lambat. Sedangkan di bebapa Negara lain pembangunan
ekonomi yang cepat terjadi di dalam masa inflansi. Juga, pembangunan ekonomi di
beberapa Negara menunjukan bahwa adakalanya perkembangan ekonomi yang cepat
diikuti oleh inflansi dan adakalanya oleh kestabilan harga-harga. Sebaliknya,
dalam masa perkembangan yang lambat, ada Negara yang mengalami inflansi dan ada
pula Negara yang tidak mengalami inflansi.
Demikian
juga pembangunan ekonomi di Negara amerika latin pada masa sesudah perang dunia
II menunjukan gambaran yang sama coraknya dengan yang terjadi di Negara maju.
Di Negara-negara ini juga terdapat berbagai corak hubungan antara inflansi dan
pengembangan ekonomi. Brasilia, salah satu Negara Amerika Latin yang pernah
mengalami tingkat inflansi tercepat di dunia, megalami pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi. Argentina dan chili juga mengalaminya cukup cepat. Tetapi didalam
tahun 1950-an perkembangan kedua Negara ini sangat lambat dan menghadapi
masalah inflansi serius. Negara-negara Amerika latin lain yang mengalami perumbuhan yang cepat
tanpa menhadapi inflansi yang serius adalah Meksiko, Venezuela, Kosta Rika, dan
Dominika. Kuba dan Haiti juga tidak menghadapi masalah inflansi yang serius,
tetapi pertumbuhan ekonominya sangat lambat. Di Negara berkembang lainnya pada
umunya masalah inflansi tidak lebih buruk dari Negara amerika latin. Walaupun
demikian tingkat pembangunan ekonomi mereka tidak lebih baik dari yang dicapai
oleh Negara Amerika Latin pada umunya.
Dana
Yang Berasal Dari Luar Negeri
Seperti
telah dinyatakan, sumber lain dari dana untuk pembangunan diperoleh dari luar
negeri. Bentuknya dapat dibedakan kepada tiga golongan : bantuan luar negeri,
pinjaman, kepada usaha pembangunan: (i) sebagai suplemen kepada dana
pembangunan yang tersedia di dalam negeri; dan (ii) menambah aliran devisa ke
dalam negeri. Di samping itu dana luar negeri sering diikuti oleh pengembangan
teknologi dan masuknya tenaga ahli.
Bantuan Luar Negeri
Aliran
modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila ia mempunyai dua
cirri-crir berikut: (i) aliran modal yang berlaku didorong oleh tujuan untuk
mencari keuntungan dan (ii) dana tersebut diberikan kepada Negara penerima atau
dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan dari pada yang berlaku dalam pasar
internasional. Berdasarkan kepada dua cirri tersebut, aliran modal dari luar
negeri yang tergolong sebagai bantuan luar negeri adalah pemberian (granyt) dan pinjaman
luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau
badan-badan internasional yang khusus di bentuk untuk memberikan pinjaman
semacam itu seperti Bank Dunia,bank pembangunan,asia, dan sebagainya. Aliran
modal dari luar negeri lainnya, yaitu pinjaman dari perusahaan-perusahaan
swasta dan badan-badan keuangan swasta, dan penanaman modal asing tidaklah
memenuhi syarat untuk digolongkan sebagai bantuan luar negeri.
Cirri Pinjaman Bersyarat Ringan
Pemberian
merupakan suatu bahan penuh dari Negara donor kepada Negara penerima, karena
Negara penearima tidak diwajibkan untuk membayar kembali atau melakukan balas
jasa lain sebagai imbalan. Sedangkan pinjaman luar negeri yang berasal dari
pemerintah dan badan-badan internasional yang dijelaskan di atas bukanlah
bantuan penuh karena anggaran penerima mempunyai kewajiban untuk membayar
kembali dan membayar bunga atas pinjaman tersebut. Besarnya unsur bantuan yang
terkandung dalam pinjaman luar negeri tergantung pada syarat-syarat pembayaran
kembali, yaitu:
1.
Kepada
tenggang waktu (grace period) atau jangka waktu dalam mana cicilan pembayaran
kemabali pinjaman tidak perlu dilakukan
2.
Kepada
jangka waktu pembayaran kembali (naturity atau amortization period)
3.
Kepada
tingkat bunga atas bantuan yang diberikan
Unsure
kandungan bantuan yang tinggi dinamakan sebagai pinjaman bersyarat ringan (soft
loan), dimana tenggang waktu bertambah lama, jangka masa pembayaran kembali
bertambah panjang dan tingkat bunga bertambah rendah. Apabila syarat-syarat
tersebut adalah sebaliknya, yaitu tenggang waktu dan jangka masa pembayaran
kembali relative singkat dan tingkat bunga relative tinggi, maka pinjaman luar
negeri itu tergolong sebagai pinjaman bersyarat berat (hard loan).
Syarat-syarat
bantuan yang diberikan kepada Negara berkembang tergantung kepada berbagai
factor ekonomi maupun politik seperti tingkat pendapatan per kapita, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, tingkat perkembangan perdagangan luar
negeri dari Negara yang menerima bantuan, hubungan atau ikatan politik antara
Negara pemberi dan penerima bantuan, jenis bantuan yang diberikan dan motif
Negara donor dalam memberikan bantuan. Karenanya Negara donor memberikan
syarat-syarat yang berbeda kepada setiap Negara yang menerima bantuanya dan
syarat-syarat bantuan dari demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin
miskin suatu Negara dan semakin rumit masalah pembangunan yang dihadapinya,
semakin ringan syarat-syarat bantuan yang diberikan kepadanya.
Alasan Memberi Pinjaman Bersyarat Ringan
Kegiatan
memberikan bantuan luar negeri dari Negara maju keoada Negara berkembang
dimulai pada akhir perang dunia II. Banyak alasan yang mendorong Negara maju
memberikan bantuan kepada negera berkembang. Antara laian adalah untuk membantu
Negara yang menerima bantuan mempercepat pembangunan ekonominya, untuk
mengeratkan hubungan ekonomi dan politik anatara yang menerima dan yang member,
dan untuk membendung pengaruh idiologi yang bertentangan dengan Negara pemberi
bantuan. Dalam hubungan nya dengan kebijakan pembangunan di Negara berkembang,
bantuan luar negeri terutama dianalisis dan ditinjau dari sudut manfaat untuk
membantu ekonomi. Ditinjau dari sudut ini dinamakan masalah jurang ganda atau the
gaps problem, yaitu jurang tabungan
(saving gap), yang berarti bahwa tabungan di dalam negeri tidak cukup untuk
membiayai penanaman modal dan jurang mata uang asing (foreign exchange
gap), berarti bahwa mata uang asing yang tersedia mencukupi untuk membiayai
impor yang diperlukan.
Menentukan Jumlah Bantuan Yang Diperlukan
Besarnya
jurang tabungan dalam suatu Negara tergantung, di satu pihak, kepada kemampuan
Negara tersebut untuk melaksanakan penanaman modal yang menguntungkan yang
lazim disebut kemampuan menyerap modal atau absorptive capacity dan dilain
pihak, kepada kemampuan untuk menciptakan tabungan. Kemampuan menyerap modal menentukan
besarnya tabungan (dalam negeri) yang
diperlukan untuk membiayai penanaman modal tersebut. Maka jurang tabungan atau
dana modal yang harus disediakan dari luar negeri adalah selisih anatara (i)
dana yang diperlukan untuk membiayai pananaman modal yang mungkin dilaksanakan
secra menguntungkan dengan (ii) tabungan dalam negeri yang dapat diadakann
Pada
awal proses pembanguanan, kemampuan sesuatu Negara untuk menanamkan modal
secara produktif masih terbatas. Oleh karenanya, walaupun tingkat tabungan
dalam negeri rendah, jurang tabungan tidak akan terlalu besar jumlahnya. Pada
tingkat ini bantua luar negeri berjumlah merupakan masalah yang mendesak.
Namun, apabila perekonomian sudah semakin tumbuh, kemampuan untuk menanamkan
modal secara produktif makin bertambah tinggi sedang pertanbahan tabungan dalam
negeri tidak dapat mengimbangi. Maka, usaha untuk mempercepat pembangunan
ekonomi (tanpa inflansi) hanya dimungkinkan dengan bantuan luar negeri. Pada
taraf pembangunan yang cukup tinggi tingkat tabungan dalam negeri akan dapat
mengimbangi tingkat penanaman modal yang dapat dilaksanakan, dan dengan
demikian jurang tabungan menjadi
bertambah kecil kembali. Pada tingkat ini masalah jurang tabungan tidak
begitu serius lagi dan bantuan luar negeri tidak lagi merupakan masalah
penting.
Kekurangan
tabungan bukanlah satu-satunya masalah kekurangan dana yang dapat menghambat
percepatan laju pembangunan. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang direncanakan
hanya akan tercapai apabila diikuti oleh pertambahan kemampuan untuk membiayai
pertamabahan impor yang akan dilakukan. Pembangunan ekonomi akan menaikan impor
karena : (i) kenaikan pendapatan yang ditimbulkan oleh pembangunan akan
menambah impor barang-barang konsumsi; dan (ii) penanaman modal, yang merupakan
factor utama yang melancarkan pembangunan tersebut, akan memerlukan alat-alat
modal dan bahan-bahan mentah yang berasal dari luar negeri. Apa bila impor yang
menjadi bertambah tinggi tersebut tidak dapat diimbangi oleh kenaikan pendapatan dari ekspor, impor
harus dkurangi dan ini akan menngurangi tingkat penanaman modal. Sebagai
akibatnya tingkat pertumbuhan ekonomi akan lambat. Jadi, laju pembangunan
ekonomi bukan saja dibatasi oleh kekurangan tabungan, tetapi juga oleh
kekurangan mata uang asing untuk membiayai pertmabahan impor yang diperlukan.
Adakalanya tingkat tabungan dalam negeri dapat menciptakan suatu tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi untuk mencapai nya harus tersedia
pula sejumlah tertentu mata uang asig untuk membiayai impor. Apabila mata uang
asing yang tersedia lebih rendah dari jumlah tersebut, tingkat penanaman modal
dan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari yang dimungkinkan oleh besarnya
tabungan yang dapat dikerahkan di dalam negeri. Dalam keadaan seperti ini jurang mata uang asing merupakan
penghambat untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.
Masalah mebayar kembali pinjaman bersayarat
ringan
Suatu
masalah yang sekarang mengelisahkan Negara berkembang adalah masalah pembayaran
kembali utang-utang yang telah diperoleh pada masa lalu.
Untuk
menjamin agar utang-utang dapay dibayar kembali ke masa akan datang haruslah:
(i) proyek-proyek yang dibiayai oleh bantuan tersebut mencapai sukses; (ii)
seacara keseluruhan perekonomian mengalami perkembangan yang cukup, sehingga
dapat menaikan tabungan dan demikian sanggup mencicil pembayaran kembali
pinjaman; dan (iii) ekspor harus berekembang melebihi impor sehingga dapat
menyisihkan sebagian dari pendapatan mata uang asing untuk mencicil pinjaman
kembali. Adakalanya syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi dan Negara yang
menghadapi masalah semacam itu tidak mempunyai kesanggupan membayar utang-utang
merka. Kesulitan yang paling banyak dihadapi negra berkembang ialah menciptakan
tabungan dalam mata uang asing untuk mencicil pembayaran kembali pinjaman.
Pinjman dan Penanaman Modal Asing
Telah
dapat disimpulkan bahwa masalh kekurangan dana untk pembentukan modal bukan
saja dihadapi oleh sector pemerintah tetapi juga oleh sector swasta. Di Negara
berkembang kegiatan ekonomi yang diusahakan pihak swasta masih mempunyai
kemungkinan untuk berkembang lebih cepat apabila tersedia lebih banyak modal dan
kemampuan untuk menggunakan tambahan modal dengan lebih efektif. Seperti juga
yang terjadi di sector pemerintah, masalah tersebut dapat diatasi dengan
memasukan modal dari luar negeri, terutama dari negra maju.
Kebaikan Penanaman Modal Asing
Semula
dianggap bahwa modal asing hanya dianggap mengeruk keuntungan dari Negara
berkembang. Maka, perusahaan-perusaan asing ada yang ambil alih, keuntungan
yang diperoleh dipaksa tetap berada di dalam negeri dan dapat digunaka untuk
membiayai pembangunan.
Tetapi
kemudian, ternyata pengambilan perusahaan asing di beberapa Negara maju
menunjukan bahwa kebijakan semacam itu tidak selalu berhasil seperti yang
diharapkan. Kekurangan-kekurangan di dalam tenaga kepemimpinan perusahaan, jiwa
keusahawanan, dan pengetahuan teknik yang diperlukan menyebabkan
perusahaan-perusahaan tersebut tidak beroperasi secraa efisien dan tidak
menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Bahkan adakalanya menjadi beban kepada
Negara karena untuk mempertahankan hidup
beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut, subsidi harus terus
diberikan. Selain itu kebijakan yang demikian menimbulkan keengganan kepada
pemoda; asing untuk menanamkan modal di Negara-negara yang menjalankan
kebijakan pengambialihan.
Kelemahan Penanam Modal Asing
Dengan
berbagai keuntungan yang dapat diberikan oleh penanaman modal asing tidaklah
berarti bahwa kehadiran modal asing akan sepenuhnya kesuksesan pembangunan
ekonomi. Penanaman modal asing dapat juga menimbulkan beberapa hal yang tidak
menguntungkan pembangunan ekonomi. Walau pada mulanya modal asing tidak dapat
membantu mengatasi masalah jurang ganda. Tapi
dalam jangka panjang penanaman modal langsung dapat mengurangi tingkat tabungan
yang tercipta pada masa yang akan datang apabila kegiatan mereka mempertinggi
tingkat konsumsi masyarakat sebagai akibat dari lebih banyaknya barang barang
konsumsi yang tersedia, tidak menanam kembali keuntungan yang diperoleh dan
menghalangi perkembangan perusahaan-perusahaan nasional yang sejenis. Demikian
juga, dalam jangka panjang modal asing dapat memperburuk masalah kekurangan
mata uang asing, yait apabila: (i) hasil-hasil mereka tidak di ekspor atau
tidak menggantikan barang-barang impor ; dan (ii) mereka mengimpor bahan-bahan
mentah dari luar negeri dan mengirimkan keuntungan yang diperoleh kepada
perusahaan induk di luar negeri.
Penanaman Modal Portfolio
Selain
berupa penanaman modal langsung,penanaman modal asing swasta dapat pula beruapa
penanaman modal portfolio. Ia merupakan penanaman modal dalam bentuk pemilikan
surat-surat pinjaman jangka panjang (bond) dan saham perusahaan-perusahaan di
Negara berkembang. Dalam pembangunan ekonomi peranan para penanam modal yang
demikian hanya terbatas kepada menyediakan modal yang diperlukan untuk
mengembangkan industry dan kegiatan modern lainnya. Penanaman modal seperti ini
tidak menyediakan sumber daya lain seperti pengetahuan teknik, tenaga usahawan,
teknologi modern dan sebagainya. Tapi akibat buruknya terhadap pembangunan
ekonomi agak lebih terbatas. Penanaman modal portfolio hanya berupa penyertaan
dalam pemilikan pemilikan perusahaan dan bukan pengurusan kegiatan perusahaan
sehari-hari. Dengan demikian, ia tidak akan mengubah corak penanaman modal yang
sedang berlaku dan tidak menimbulkan persaing terhadap perusahaan yang sudah
ada. Oleh sebab itu jika di suatu Negara terdapat Negara usahawan, tenaga ahli,
dan pengetahuan teknologi yang diperlukan, menarik lebih banyak penanaman modal
portfolio perlu dilakukan. Melalui langkah ini penanaman modal langsung dapat
dikurangi perananya. Oleh karenanya beberapa akibat buruk yang ditimbulkan oleh
penanaman modal asing dapat dihindarkan.
Pinjaman Ekspor
Jenis
modal asing swasta ketiga yang mengalir ke Negara berkembang adalah pinjaman
ekspor. Dala teori pinjaman seperti ini merupakan pinjaman jangka pendek, yaitu
member kesempatan kepada pengusaha atau badan-badan pemerintah di Negara
berkembang untuk membeli alat-alat modal peralatan dalam bentuk kredit yang
harus dibayar dalam jangka waktu lima tahun. Akan tetapi dalam kenyataannya
kebanyakan pinjaman ekspor kenegara berkembang melebihi masaa tersebut;
adakalanya masa pembayaran kembali sampai mencapai delapan tahun.
Pinjaman
ekspor dapat memberikan sumbangan yang cukup penting kepada suatu Negara, asal
saja cara pengerahan modal ini dilaksanakan setelah pertimbangan dengan
sungguh-sungguh. Model ini merupakan sumber modal asing yang paling mahal.
Karena selain itu, karena jangka panjang pembayaran kemabali relative singkat,
pinjaman ekspor lebih mudah menimbulkan ketidak seimbangan neraca pembayaran
kalau dibandingkan dengan jenis-jenis modal asing yang mengalir ke Negara
berkembang
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Halo semuanya, Nama saya Siska wibobo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di sini di internet , Sampai saya melihat posting Bapak Suryanto tentang Nyonya Esther Patrick dan saya menghubunginya melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
BalasHapusBeberapa bulan yang lalu, saya putus asa untuk membantu biaya sekolah dan proyek saya tetapi tidak ada yang membantu dan ayah saya hanya dapat memperbaiki beberapa hal yang bahkan tidak cukup, jadi saya mencari pinjaman online tetapi scammed.
Saya hampir tidak menyerah sampai saya mencari saran dari teman saya Pak Suryanto memanggil saya pemberi pinjaman yang sangat andal yang meminjamkan dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp200.000.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga rendah 2 %. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa nomor saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, segera saya menghubungi ibu melalui (estherpatrick83@gmail.com)
Dan juga saya diberi pilihan apakah saya ingin cek kertas dikirim kepada saya melalui jasa kurir, tetapi saya mengatakan kepada mereka untuk mentransfer uang ke rekening bank saya, karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres atau penundaan.
Yakin dan yakin bahwa ini asli karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu ID, dokumen perjanjian pinjaman, dan semua dokumen. Saya sangat mempercayai Madam ESTHER PATRICK dengan penghargaan dan kepercayaan perusahaan yang sepenuh hati karena dia benar-benar telah membantu hidup saya membayar proyek saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Madam melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (siskawibowo71@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman
Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan yang saya kirim langsung ke rekening bulanan Nyonya seperti yang diarahkan. Tuhan akan memberkati Nyonya ESTHER PATRICK untuk Segalanya. Saya bersyukur
Salam kepada semua warga negara Indonesia, nama saya INDALH HARUM, TOLONG, saya ingin memberikan kesaksian hidup saya di sini di platform ini sehingga semua warga negara Indonesia berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet, Tuhan mendukung saya melalui ibu yang baik, LASSA JIM , Setelah beberapa waktu mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan menolak, maka saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya curang dan saya kehilangan lebih dari 50 juta rupiah dengan pemberi pinjaman yang berbeda karena saya mencari pinjaman (Rp800) setelah membayar biaya dan tidak mendapat pinjaman. Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi Salam kepada semua warga negara Indonesia, nama saya INDALH HARUM, TOLONG, saya ingin memberikan kesaksian hidup saya di sini di platform ini sehingga semua warga negara Indonesia berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet, Tuhan mendukung saya melalui ibu yang baik, LASSA JIM, Setelah beberapa waktu mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan menolak, jadi saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya menipu dan kehilangan lebih dari 50 juta rupiah dengan Pemberi pinjaman karena saya mencari pinjaman (Rp800) setelah membayar biaya dan tidak mendapat pinjaman. Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan seorang teman saya, Harum kemudian memperkenalkan saya kepada Ny. LASSA JIM, seorang pemberi pinjaman di sebuah perusahaan bernama ACCESS LOAN FIRM sehingga teman saya meminta saya untuk melamar ibu LASSA, jadi saya mengumpulkan keberanian dan menghubungi Ms. LASSA.
BalasHapusSaya mengajukan pinjaman 2 miliar rupiah dengan tingkat bunga 2%, sehingga pinjaman disetujui tanpa tekanan dan semua pengaturan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan keamanan untuk transfer pinjaman yang baru saja saya katakan kepada dapatkan perjanjian lisensi, aplikasi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari 48 jam pinjaman itu disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu hanya lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya dikreditkan dengan jumlah 2 miliar. Saya sangat senang bahwa Tuhan akhirnya menjawab doa saya dengan memesan pinjaman saya dengan pinjaman asli saya, yang memberi saya keinginan hati saya. mereka juga memiliki tim ahli yang akan memberi tahu Anda tentang jenis bisnis yang ingin Anda investasikan dan cara menginvestasikan uang Anda, sehingga Anda tidak akan pernah bangkrut lagi dalam hidup Anda. Semoga Tuhan memberkati Mrs. LASSA JIM untuk membuat hidup saya lebih mudah, jadi saya sarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. LASSA melalui email: lassajimloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi nomor JIM ibu LASSA whatsApp +1(301)969-1955.
Akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian sejati hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Sekali lagi nama saya adalah INDALH HARUM, Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: Indalhharum@gmail.com